Mohon tunggu...
roy simanjuntak
roy simanjuntak Mohon Tunggu... Konsultan

Hidup penuh semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Ceritakan Kelemahanmu Kepada Orang Lain: Jadilah Pejuang, Bukan Pecundang

17 September 2025   00:08 Diperbarui: 17 September 2025   00:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahwa Setiap manusia memiliki kelemahan. Ada yang tidak percaya diri, ada yang sering gagal, ada yang suka menunda-nunda waktu, ada yang mudah tersinggung bahkan ada yang terbiasa dengan kebiasaan buruk yang sulit dilepaskan misalnya suka berbohong. Semuanya ini bisa kita hadapi baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain, semuanya itu wajar karena pada dasarnya kita adalah manusia yang tempatnya salah dan merupakan manusia yang tidak sempurna, akan tetapi kita bisa berubah dan menjadi manusia yang lebih baik dan berguna dan bertanggung jawab kepada hidup kita untuk berguna bagi banyak orang. Namun sering kita lupakan cara kita mengelolah kelemahan tersebut bukannya belajar dari kelemahan dan segera memperbaiki dan justru jatuh lebih dalam pada kelemahan kita.

Di Jaman Modern ini bisa dikatakan di era Digital dengan keterbukaan informasi yang lebih baik seperti sekarang, banyak orang terlalu mudah membagikan sisi lemahnya dimedia sosial bahkan memposting kelemahan berupa curahan hati bahkan tidak segan menjual kesedihan dimedia sosial atau bahkan bercerita kepada orang lain ataupu saudara sendiri yang belum tentu bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki kepedulian yang tulus terhadap cerita sedih dan curahan hati kita. yang terkandang mereka curhat tanpa adanya filter, yang seolah-olah orang lain ataupun saudara wajib tahu penderitaan mereka. Padahal tidak semua orang siap menjaga rahasia, dan tidak semua telinga akan mendengar cerita kesedihan kita atau masalah kita. Pesan saya Ceritakanlah kelemahanmu kepada TUHANmu yang tidak terbatas dan yang memiliki jawaban setiap curahan hati kita dan hanya TUHAN yang bisa memberikan apapun itu masalah yang sedang kita hadapi.

Kebiasaan Melakukan Curhat dimedia sosial atau kepada orang lain tentang masalah, kelemahan diri sendiri itu adalah Justru menampilkan dan mempresentasikan kelamahan citra diri sendiri, dan bisa menjadi senjata makan tuan

yang bisa membuat kita dipandang sebelah mata. Penting untuk menanamkan prinsip sederhana dalam hidup kita, namun kuat: Jangan ceritakan kelemahanmu kepada orang lain atau kepada keluargamu dan jadilah pejuang bukan pecundang.

Mengapa Kelemahan Tidak Perlu Dipresentasikan ?

Pertama, Tidak semua orang menjadi pendengar yang baik & memiliki niat yang baik, kita sering berharap supaya orang lain bersimpati kepada kita ketika kita menceritakan masalah atau kelemahan kita, kenyataan tidak selalu seperti yang kita harapkan dan ada orang yang seolah peduli di depan kita, tapi justru menyimpan kelemahan kita untuk menjadi bahan gosip kepada orang lain, bahkan digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan kita. Mempresentasikan Kelemahan kita berarti membuka celah bagi orang yang tidak tulus, berpura-pura mendukung kita tapi justru bisa menghianati kita.

Kedua, Harga diri & Citra Diri Menjadi Taruhannya, Coba bayangkan seorang rekan kerja yang setiap hari menceritakan betapa sulitnya beliau bekerja, tidak sanggup menghadapi tekanan, tidak merasa mampu untuk melakukan pekerjaan yang sudah dipercayakan. lama-kelamaan rekan-rekannya akan menilai bahwa memang dirinya lemah & tidak bisa diandalkan. Harga Diri bahkan Citra diri tidak hanya dibentuk oleh prestasi, tetapi juga bagaimana kita mempresentasikan dan menampilkan diri kita dihadapan orang lain. Terlalu sering menonjolkan kelemahan artinya membangun reputasi sebagai pribadi yang tidak bertanggung jawab bahkan pribadi yang lemah & rapuh.

Ketiga, Memberikan Energi negatif segala keluhan, curahan hati, masalah lahir dari kelemahan yang membawa aura negatif, jika terus dipelihara bahkan terus dilakukan secara berulang, keluhan itu bukan hanya menggerogoti semangat diri sendiri, tetapi juga mempengaruhi orang-orang sekitar. sehingga kita di kenal bukan sebagai seorang yang memberikan inspirasi melainkan sebagai pembawa suasan negatif

Apa Perbedaan Pejuang & Pecundang

Kita semua pernah gagal & jatuh, namun bagaimana kita bisa bangkit dari kegagalan & kejatuhan itu serta menentukan apakah kita seorang pejuang atau pecundang.

Pejuang adalah mereka yang memilih untuk bertindak & memilih menyembunyikan kelemahan, Luka serta merawatnya dalam diam, serta bangkit perlahan sampai finish & bangkit menunjukkan kekuatan yang disertain dengan aksi nyata.

Pecundang adalah mereka yang menceritakan kelemahannya dan mereka yang menjadikan kelemahan, & masalah sebagai alasan untuk berhenti berjuang, bahkan mempresentasikan kesemua orang untuk mendapat simpati dari orang lain.

Pejuang tidak pernah menyangkal kelemahannya, akan tetapi pejuang tahu kapan harus menunjukkan & harus menyimpannya sedangkan pecundang justru menjadikan kelemahan sebagai identitas permanen. bagaimana dengan anda apakah : Apakah Anda adalah Pejuang atau Pecundang ?

Bagaimana Menjadi Pejuang yang sejati ?

Pertama, Kenali Kelemahanmu & simpan dengan sebaik-baiknya. Mengenali kelemahan sendiri penting & bukan untuk konsumsi bagi banyak orang, mengenal kelemahan sendiri sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak semua orang tahu detail kelemahan kita & simpan kelemahan itu sebagai catatan pribadi untuk melakukan intropeksi & bukan konsumsi publik.

Kedua, Tunjukkan Kekuatanmu, dalam dunia pekerjaan justru kita harus mempresentasikan bahwa kita adalah pribadi yang kuat bukan lemah bahkan dihadapan keluarga juga kita harus mempresentasikan diri kita adalah sosok yang kuat. sebab dalam dunia profesional maupun sosial, orang akan menghargai apa yang bisa kita lakukan daripada apa yang tidak bisa kita lakukan. jangan sibuk menceritakan kekurangan, kelemahan, masalah tapi fokuslah menunjukkan potensi dan kemampuan yang terbaik.

Ketiga, Bangkitlah secara Diam-Diam & Buktikan Secara terang benderang, Kesuksesan terbesar kita adalah ketika kita menujukkan tanggung jawab & prestasi serta menjawab kelemahan kita dengan membangun personal branding, tidak perlu banyak bicara, cukup buktikan dengan hasil & karya. biarkan teman, keluarga bahkan orang lain melihat hasil nyata bukan mendengar alasan-alasan, ingat orang sukses tidak butuh alasan tetapi orang gagal akan memberikan banyak alasan

Keempat, pilihlah orang yang tepat untuk berbagi. 99% ketika kita melakukan curhat kepada siapapun pasti akan menjadi bahan gosip dan hanya 1% yang bisa menyimpan hasil curhat kita. Dan bukan berarti kita harus memendam semua rasa. ada saatnya kita memang butuh teman cerita, Namun bisa kita lakukan dengan selektif. ceritakan kepada orang yang benar-benar bisa dipercaya, yang mampu memberi solusi, atau setidaknya menjaga rahasia dengan tulus.

Bagaimana Untuk Mengubah Pola Pikir

Ingat kelemahan tidak untuk diumbar atau dipresentasikan, tetapi dihadapi & ditaklukkan. Ingat bahwa dunia lebih menghormati mereka yang mampu menunjukkan kekuatannya dan tanggung jawabnya & yang mampu bertahan dalam diam, lalu bangkit dengan gemilang dan menunjukkan hasil & Karya dibanding mereka yang hanya bisa mengeluh dan mengeluh dan mencari simpati & alasan.

Hidup memang penuh dengan tantangan & rintangan, namun jadilah pribadi yang mampu menghadapi tantangan dengan keberanian, bukan dengan alasan & keluhan. Kita boleh jatuh bahkan gagal, Jika kita jatuh bahkan gagal 10 kali maka kita harus bangkit untuk yang ke 11 kali yang artinya jangan pernah menyerah 

Kesimpulan

Setiap Manusia apalagi mahkluk sosial memiliki Kelemahan, Namun bukan berarti kita harus mempresentasikan atau memaparkan kepada semua orang apa yang menjadi masalah, kelemahan kita. dengan menjaga Kelemahan kita sebenarnya sedang melindungi martabat dan harga diri kita & dengan mengelolah Kelemahan kita sedang membangun kekuatan & ketangguhan serta tahan banting terhadap dunia luar untuk bersaing menaklukkan apapun yang kita hadapi.

Pada akhrinya sekali lagi pilihan ada ditangan kita: Kita mau menjadi Pejuang yang bangkit dengan kekuatan, atau menjadi pecundang yang larut dalam Kelemahan.

Ingat bahwa dunia bahkan keluarga lebih menghargai hasil nyata daripada cerita duka, dan ingat keluarga tidak membutuhkan cerita duka untuk makan tapi butuh kerja nyata, maka simpan rapuhmu, rawat diam-diam, & tunjukkan pada dunia bahkan keluargamu bahwa kita adalah lebih kuat dari yang mereka kira.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun