Mohon tunggu...
roy simanjuntak
roy simanjuntak Mohon Tunggu... Konsultan

Hidup penuh semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Obligasi, Saham, Emas, Crypto dan Forex Sebagai Instrumen Investasi masa kini: Alternatif Disversifikasi di Era Digital

9 September 2025   18:00 Diperbarui: 9 September 2025   17:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia investasi. Jika dahulu masyarakat hanya mengenal tabungan, deposito, atau emas fisik sebagai bentuk simpanan, kini pilihan instrumen investasi semakin beragam dan mudah diakses. Mulai dari obligasi ritel, saham, emas digital, hingga cryptocurrency dan forex dapat diperoleh hanya dengan sentuhan jari melalui aplikasi di ponsel pintar. Fenomena ini memperlihatkan bahwa era digital membuka peluang bagi siapa saja untuk menjadi investor. Namun, peluang tersebut tentu diiringi risiko yang tidak kecil. Oleh karena itu, memahami karakteristik tiap instrumen dan menerapkan strategi diversifikasi menjadi sangat penting bagi para pelaku investasi masa kini. Di era digital, banyak individu kini memiliki akses mudah berbagai instrumen investasi langsung melalui ponsel pintar. Teknologi finansial memudahkan investasi mulai dari obligasi ritel, saham, emas digital, hingga kripto dan forex. Lonjakan jumlah investor menandakan minat masyarakat yang terus meningkat, namun kesempatan ini juga diiringi tantangan risiko. Oleh karena itu, pemahaman mendalam dan strategi diversifikasi menjadi sangat penting.

Obligasi (ORI, Sukuk, dan SBR)

Obligasi negara ritel seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), Sukuk, dan SBR (Savings Bond Ritel) menjadi salah satu instrumen yang populer di kalangan masyarakat. Karakteristiknya relatif aman karena dijamin oleh pemerintah, serta memberikan kupon atau imbal hasil tetap. Instrumen ini cocok bagi investor yang mencari stabilitas dan kepastian. Meski begitu, keuntungan dari obligasi biasanya lebih rendah dibanding instrumen berisiko tinggi seperti saham atau crypto. Risiko utamanya adalah likuiditas, karena tidak selalu mudah untuk menjual kembali di pasar sekunder dengan harga optimal.

Contoh nyata: Penerimaan obligasi ritel didukung oleh edukasi melalui influencer dan platform digital. Sebuah studi menemukan penggunaan Key Opinion Leaders (KOL) efektif dalam mempromosikan ORI017, SBR011, terutama di media sosial seperti Instagram dan TikTok

Saham

Saham menjadi instrumen investasi yang banyak diminati, terutama oleh generasi muda. Dengan membeli saham, investor memiliki sebagian kepemilikan perusahaan. Keuntungan dapat diperoleh melalui capital gain (selisih harga jual-beli) maupun dividen. Namun, saham juga dikenal dengan tingkat volatilitasnya yang tinggi. Fluktuasi harga bisa sangat tajam dalam waktu singkat, sehingga investor perlu memiliki pemahaman analisis fundamental maupun teknikal. Meski penuh risiko, saham tetap menjadi salah satu pilar utama dalam portofolio investasi modern.

Pasar saham Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam partisipasi investor:

  • Per Februari 2025, total investor pasar modal mencapai sekitar 15,35 juta SID Antara NewsKompas Money.
  • Pada Juli 2025, tumbuh menjadi 17 juta SID Bisnis.comInvesting.com Indonesia.
  • Pada akhir Agustus 2025, mencapai rekor 18 juta SID, dengan sekitar 7,56 juta investor saham Bisnis.com+1Antara News.
  • Investor muda mendominasi, yakni lebih dari 50% berusia di bawah 30 tahun

Contoh kasus konkret: Segmen “Aku Investor Saham” oleh BEI berhasil menambah jutaan investor baru sejak 2023, termotivasi oleh akses mudah dan literasi digital.

Emas

Sejak lama emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang mampu menjaga kekayaan dari inflasi dan gejolak ekonomi. Kini, investasi emas semakin mudah dengan adanya layanan emas digital, tabungan emas, hingga Exchange Traded Fund (ETF) emas. Keunggulan emas adalah stabilitas nilainya dalam jangka panjang, sehingga sering dijadikan pilihan diversifikasi. Akan tetapi, emas memiliki keterbatasan, yakni tidak memberikan imbal hasil rutin seperti kupon obligasi atau dividen saham.

Emas tetap menjadi safe haven yang kuat:

  • Pada April 2025, harga emas dunia melonjak lebih dari 30%, dengan Antam 1 gram mencapai Rp 2,03 juta (naik dari sekitar Rp 1,52 juta) Kompas.
  • Tren tersebut diperkirakan terus bertahan di atas Rp 2 juta/gram, meski sempat sedikit terkoreksi Bisnis.com.
  • Pada April 2025, harga per gram di Indonesia tercatat sekitar Rp 1,916,000

Contoh insight investor: Menurut diskusi di forum finansial, perbandingan harga emas Januari 2025 versus Agustus 2024 menunjukkan kenaikan signifikan (Rp 15.040 vs Rp 13.240 per gram)

Cryptocurrency

Cryptocurrency atau aset kripto merupakan instrumen baru yang berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Bitcoin, Ethereum, hingga aset kripto lainnya menjadi primadona karena potensi keuntungan yang tinggi. Teknologi blockchain yang melandasinya juga dianggap revolusioner. Namun, kripto memiliki risiko volatilitas ekstrem dan ketidakpastian regulasi. Harga bisa naik atau turun ratusan persen dalam hitungan hari. Karena sifatnya yang spekulatif, kripto sebaiknya ditempatkan sebagai instrumen tambahan dalam portofolio, bukan sebagai aset utama.

Aset kripto berkembang pesat:

  • Per Agustus 2024, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 20,9 juta, dengan nilai transaksi mencapai Rp 344 triliun sepanjang Januari–Agustus 2024 Antara News.
  • Proyeksi tahun 2025 mengindikasikan investor kripto bisa mencapai 28,65 juta Bisnis.com.
  • Juli 2025 mencatat jumlah konsumen kripto sebesar 16,5 juta dan total transaksi Rp 276,45 triliun

Kebijakan terkini: Mulai Agustus 2025, pemerintah menaikkan tarif pajak transaksi kripto (domestik menjadi 0,21%, luar negeri 1%), menghapus VAT untuk pembeli, menaikkan VAT mining, dan mengubah pajak penghasilan mining menjadi tarif normal mulai 2026

Forex (Foreign Exchange)

Perdagangan valuta asing atau forex menjadi instrumen yang banyak dipilih oleh trader aktif. Pasar forex beroperasi 24 jam sehari dan memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Keuntungan diperoleh dari selisih kurs mata uang yang terus bergerak. Namun, forex dikenal berisiko besar karena adanya leverage, yang dapat memperbesar keuntungan sekaligus kerugian. Dibutuhkan keahlian analisis dan manajemen risiko yang kuat agar tidak terjebak dalam kerugian besar.

Diversifikasi sebagai Strategi Optimal

Melihat karakteristik kelima instrumen tersebut, jelas bahwa masing-masing memiliki peluang sekaligus risiko. Investor yang cerdas tidak menempatkan seluruh dana pada satu instrumen saja, melainkan membaginya ke beberapa pilihan sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. Misalnya, obligasi untuk stabilitas, saham untuk pertumbuhan jangka panjang, emas sebagai pelindung nilai, serta crypto dan forex untuk peluang keuntungan spekulatif. Era digital semakin memudahkan strategi diversifikasi ini, karena semua instrumen dapat diakses melalui aplikasi investasi yang aman, transparan, dan terintegrasi.

Diversifikasi portofolio adalah kunci—menyebar dana di berbagai instrumen sesuai profil risiko:

  • Konservatif: dominasi obligasi & emas.
  • Moderate: campuran saham dengan bagian emas & obligasi.
  • Agresif: porsi signifikan di saham, crypto, dan forex.

Era digital memperkuat strategi ini melalui fintech dan aplikasi investasi yang memungkinkan kontrol real-time. Program edukasi seperti di BEI, OJK, dan galeri investasi kampus turut meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, memungkinkan diversifikasi yang lebih aman dan cerdas.

 Kesimpulan

Obligasi, saham, emas, cryptocurrency, dan forex menggambarkan dimensi investasi modern yang beragam dan dinamis. Data 2024–2025 menunjukkan lonjakan investor dan harga, tetapi disertai volatilitas dan risiko. Diversifikasi adalah strategi cerdas: memaksimalkan peluang sambil meredam risiko. Di era digital, investasi semakin inklusif dan transparan—menjadi kesempatan nyata untuk pengelolaan keuangan yang lebih rasional dan terinformasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun