Emas tetap menjadi safe haven yang kuat:
- Pada April 2025, harga emas dunia melonjak lebih dari 30%, dengan Antam 1 gram mencapai Rp 2,03 juta (naik dari sekitar Rp 1,52 juta) Kompas.
- Tren tersebut diperkirakan terus bertahan di atas Rp 2 juta/gram, meski sempat sedikit terkoreksi Bisnis.com.
- Pada April 2025, harga per gram di Indonesia tercatat sekitar Rp 1,916,000
Contoh insight investor: Menurut diskusi di forum finansial, perbandingan harga emas Januari 2025 versus Agustus 2024 menunjukkan kenaikan signifikan (Rp 15.040 vs Rp 13.240 per gram)
Cryptocurrency atau aset kripto merupakan instrumen baru yang berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Bitcoin, Ethereum, hingga aset kripto lainnya menjadi primadona karena potensi keuntungan yang tinggi. Teknologi blockchain yang melandasinya juga dianggap revolusioner. Namun, kripto memiliki risiko volatilitas ekstrem dan ketidakpastian regulasi. Harga bisa naik atau turun ratusan persen dalam hitungan hari. Karena sifatnya yang spekulatif, kripto sebaiknya ditempatkan sebagai instrumen tambahan dalam portofolio, bukan sebagai aset utama.
Aset kripto berkembang pesat:
- Per Agustus 2024, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 20,9 juta, dengan nilai transaksi mencapai Rp 344 triliun sepanjang Januari–Agustus 2024 Antara News.
- Proyeksi tahun 2025 mengindikasikan investor kripto bisa mencapai 28,65 juta Bisnis.com.
- Juli 2025 mencatat jumlah konsumen kripto sebesar 16,5 juta dan total transaksi Rp 276,45 triliun
Kebijakan terkini: Mulai Agustus 2025, pemerintah menaikkan tarif pajak transaksi kripto (domestik menjadi 0,21%, luar negeri 1%), menghapus VAT untuk pembeli, menaikkan VAT mining, dan mengubah pajak penghasilan mining menjadi tarif normal mulai 2026
Forex (Foreign Exchange)
Perdagangan valuta asing atau forex menjadi instrumen yang banyak dipilih oleh trader aktif. Pasar forex beroperasi 24 jam sehari dan memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Keuntungan diperoleh dari selisih kurs mata uang yang terus bergerak. Namun, forex dikenal berisiko besar karena adanya leverage, yang dapat memperbesar keuntungan sekaligus kerugian. Dibutuhkan keahlian analisis dan manajemen risiko yang kuat agar tidak terjebak dalam kerugian besar.
Diversifikasi sebagai Strategi Optimal
Melihat karakteristik kelima instrumen tersebut, jelas bahwa masing-masing memiliki peluang sekaligus risiko. Investor yang cerdas tidak menempatkan seluruh dana pada satu instrumen saja, melainkan membaginya ke beberapa pilihan sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. Misalnya, obligasi untuk stabilitas, saham untuk pertumbuhan jangka panjang, emas sebagai pelindung nilai, serta crypto dan forex untuk peluang keuntungan spekulatif. Era digital semakin memudahkan strategi diversifikasi ini, karena semua instrumen dapat diakses melalui aplikasi investasi yang aman, transparan, dan terintegrasi.
Diversifikasi portofolio adalah kunci—menyebar dana di berbagai instrumen sesuai profil risiko:
- Konservatif: dominasi obligasi & emas.
- Moderate: campuran saham dengan bagian emas & obligasi.
- Agresif: porsi signifikan di saham, crypto, dan forex.