Mohon tunggu...
Royan Hanung Anindito
Royan Hanung Anindito Mohon Tunggu... Research

Royan Hanung Anindito adalah seorang sejarawan maritim asal Indonesia yang menaruh perhatian besar pada sejarah pelabuhan, diplomasi maritim, dan warisan maritim dunia. Dengan latar belakang pendidikan Magister Sejarah ini aktif menulis di berbagai platform seperti Medium, Substack, dan Kompasiana, dengan gaya historiografis yang memadukan ketelitian akademik dan narasi populer. Karya-karyanya tidak hanya mengangkat kisah pelabuhan terlupakan dan dinamika laut, tetapi juga mengajak pembaca untuk memahami laut sebagai bagian penting dari identitas dan strategi bangsa. Royan Hanung Anindito juga terdaftar secara resmi dalam ORCID ID sebagai bagian dari kiprahnya di ranah akademik internasional. ORCID ID : https://orcid.org/0009-0005-0261-2670

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kapal Layar Minang: Jejak Maritim Nusantara yang Mendunia

8 Oktober 2025   12:48 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kapal layar kayu tradisional berlayar di lepas pantai Padang  (Sumber: https://commons.wikimedia.org)

Kapal layar Minang bukan sekadar alat transportasi; ia adalah simbol kebebasan, ketekunan, dan keterbukaan terhadap dunia luar. Di tengah upaya Indonesia menghidupkan kembali kejayaan maritim, mengingat pelayaran Minang berarti mengingat jati diri bangsa Nusantara sebagai bangsa pelaut.

 Referensi : 

  1. Manguin, P.-Y. (1993). The Southeast Asian Ship: An Historical Approach. Journal of Southeast Asian Studies, 24(2), 266--280.

  2. Kathirithamby-Wells, J. (1977). The British West Sumatran Presidency, 1760--85: Problems of Early Colonial Enterprise. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

  3. Horridge, A. (1981). The Prahu: Traditional Sailing Boat of Indonesia. Singapore: Oxford University Press.

  4. Lapian, A. B. (2009). Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu.

  5. Dobbin, C. (1983). Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784--1847. Curzon Press.

  6. Andaya, L. (2017). Oceanic Networks and Maritime Frontiers in Southeast Asia. Leiden University Press.

  7. Kato, T. (1978). Change and Continuity in the Minangkabau Village. Cornell University Press.

  8. Abdullah, T. (2009). Adat dan Islam di Minangkabau: Sebuah Tinjauan Historis. Jakarta: UI Press

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun