Mohon tunggu...
Roy SamsuriLubis
Roy SamsuriLubis Mohon Tunggu... Buruh - Penyiar paruh waktu

Pemikir Penuh Waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tulusnya Kayu Bakar

28 Juni 2019   22:52 Diperbarui: 28 Juni 2019   23:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketulusan itu tertera pada kayu bakar yang habis dimakan bara

Tubuhnya habis agar api tetap menyala

Sedang asapnya membuat perih setiap mata yang membaca kisahnya

Bara api memakan kokohnya kayu pelan-pelan

Membiarkan diri hancur demi kehangatan

Sang dingin terurai perlahan, meski rapuh pilu harus disimpan

Api boleh saja merambat ke kayu lain

Jejak-jejak kehangatan akan terukir pada abu yang beterbangan

Pada masanya api akan padam, yang terkenang hanya kengahatan

Padamlah, lihat ke belakang semai kembali ketulusan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun