Rangkaian kegiatan yang pertama harus kami selenggarakan dengan menggunakan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yakni pelatihan bagi sejumlah 23 (dua puluh tiga) pelatih yang diproyeksikan untuk Pekan Paralimpik Nasional XVI di Provinsi Papua, sekaligus pelatihan bagi sejumlah 57 (lima puluh tujuh) pelatih yang berasal dari berbagai Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang diproyeksikan untuk Pekan Paralimpik Provinsi Jawa Timur I (Peparprov Jatim I).
Pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut sangat mendesak dan tidak dapat dihindari, karena kegiatan tersebut dan satu kegiatan lainnya harus dipenuhi Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)-nya pada bulan Mei 2020.Â
Apabila LPJ untuk tahap yang pertama tidak tersampaikan, maka anggaran kegiatan untuk tahap yang kedua tidak akan bisa dicairkan, begitu seterusnya hingga tahap yang keempat (terakhir).
Bahkan konsekuensi yang lebih besar dapat mengancam kelangsungan Pemusatan Latihan bagi 70 (tujuh puluh) atlet dari 10 (sepuluh) cabang olahraga yang sedang kami bina menuju Pekan Paralimpik Nasional XVI di Provinsi Papua.Â
Termasuk akan mengancam kelangsungan pembinaan di daerah, karena anggaran yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur tidak akan bisa terserap saat kami tidak merealisasikan kegiatan yang sudah diagendakan.
Keputusan yang sulit untuk membatalkan kegiatan yang telah disiapkan segala sesuatunya, beberapa di antaranya seperti kami telah memesan puluhan kamar hotel berbintang tiga untuk akomodasi dan konsumsi peserta selama lima hari.
Kami pun telah menghubungi narasumber yang terdiri dari 2 (dua) Pengurus Pusat, 2 (dua) Pejabat Pemerintahan, 1 (satu) Guru Besar dan 5 (lima) Doktor sesuai kepakarannya masing-masing yang sudah menyatakan kesediaannya.
Hingga pada akhirnya sebagai bentuk pertanggungjawaban kami kepada Sang Pencipta dan ciptaan-Nya, maka kami telah mengambil keputusan yang besar dengan segala konsekuensi yang berat bahwa pada minggu lalu (23/3/2020) kami telah membatalkan Pelatihan Pelatih Olahraga Disabilitas Tingkat Provinsi Jawa Timur yang semula akan dilaksanakan pada tanggal 2-6 April 2020, dan akan menjadwalkan ulang setelah status keadaan tertentu darurat bencana wabah penyakit akibat Coronavirus Disease Nine Teen (Covid 19) di Provinsi Jawa Timur berakhir.
Sehari sebelum kami mengambil keputusan tersebut, dengan kesadaran penuh kami telah mencoba untuk menggali komitmen (melalui whatsapp group) yang dimiliki oleh calon peserta terkait kesungguhannya mengikuti pelatihan sesuai yang telah diagendakan.Â
Hasilnya sangat mengejutkan, tak ada satu pun calon peserta yang mundur, semua berkomitmen untuk mengikuti pelatihan dengan siap menanggung segala risiko yang ditimbulkan.
Melihat kesungguhan hati yang dimiliki oleh seluruh calon peserta, justru mengantarkan kami pada sebuah keputusan yang bulat untuk melakukan pembatalan, karena kami mengingat banyak nyawa yang harus dipertaruhkan, sehingga kami harus melupakan keberanian yang kami miliki untuk tetap menyelenggarakan pelatihan yang telah disiapkan segala sesuatunya.Â