Syahdan, dia juga berpikir kalau desa ini dipimpin orang paling cerdas macam Dul Gopur yang hobinya membaca dan menulis, lambat-laun akan menuju kehancuran pula. Orang yang maniak membaca dan menulis, representasi orang malas---karena sedikit bertindak. Orang itu hanya pandai mengkritik dan menebar kata-kata manis, sementara kalau diberi kursi maka akan tampak lebih tak becus.Â
"Hai, gegaslah! Kau mesti ketemu guru politik siang ini!"Â
"Tenanglah! Aku hendak bersantai sejenak."
"Jangan kau buang waktu. Waktu adalah pedang."
"Biarlah aku nikmati setiap tusukan detik per detik!"
"Sampean sudah gila, Mas?" Sekonyong-konyong, istri Komang memergoki sang suami yang berdialog dengan dirinya sendiri.Â
***
Tikus-tikus meresahkan itu muncul sejak dahulu kala. Berdampingan sejarah kisah perseteruan Qabil dan Habil, putra dari pasangan manusia pertama yang turun ke bumi---Adam dan Hawa. Habil sebenarnya tak kalah perkasa dari Qabil. Tetapi sebelum Qabil menghunuskan pisau ke perut Habil, terlebih dulu Habil diserbu tikus-tikus keparat.Â
Sepanjang sejarah negara ini, hewan pengerat itu pula sering muncul. Dari zaman kuno hingga negara ini dikelilingi kerajaan-kerajaan, gerombolan hewan pengerat itu muncul dari keraton-keraton lalu menyerbu rumah-rumah penduduk lalu menggerogoti perut mereka. Termasuk yang parah, ketika para penjajah menduduki negara ini, bukan main tikus-tikus itu demikian beringas menyerbu. Banyak nyawa bergelimpangan.Â
Lantas, ketika negara ini merdeka, para pemimpin bangsa mengeluarkan dekrit untuk memusnahkan tikus-tikus itu. Tetapi, tikus-tikus itu justru dikembangbiakkan oleh mafia bangsa yang berkedok pejabat. Sampai sekarang pasukan hewan pengerat itu kerap menyerbu rumah-rumah penduduk. Betul tak membunuh, tetapi kemungkinan tersebut tetap ada, seperti dua contoh kasus di masa lampau: pemusnahan masal orang-orang merah dibantu oleh pasukan hewan pengerat itu, dan penembak misterius memakai senjata yang pelurunya adalah tikus-tikus bajingan itu.Â
***