Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Sarjana S-1

Emerging Writer Ubud Writers and Readers Festival 2025. Beberapa kali memenangkan lomba kepenulisan cerpen. Penikmat sastra. Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tikus-tikus Menyerbu

12 Maret 2025   21:34 Diperbarui: 18 Maret 2025   10:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tikus-tikus mencicit, berduyun-duyun menyerbu rumah-rumah penduduk di Ibu Kota. Hewan pengerat hitam dengan bulu-bulu tebal itu, menyerbu untuk menggerogoti perut-perut penduduk di Ibu Kota dan di tempat lainnya di negara ini. Anehnya, pasukan hewan menjijikan itu justru muncul dari gedung paling bersih di Ibu Kota dan di tempat lainnya. 

Komang demikian bosan membaca berita-berita nasional di koran pagi ini. Dari kemarin, baik di televisi atau di koran, beritanya serupa: soal tikus-tikus menyerbu. Vaksin berbentuk gas dalam tabung yang diletakkan---bersebelahan dengan APAR---di dinding rumah-rumah penduduk tak manjur menghalau tikus-tikus menyerbu yang laksana wabah. 

"Satu-satunya cara memusnahkan tikus-tikus keparat dengan meluluhlantakkan sarangnya, gedung-gedung pongah itu." Pikir Komang. 

Meski tubuh Komang tengah bersantai di teras rumah, memandang hamparan taman kecil berhias bunga-bunga: mawar, melati, anggrek, alamanda, dan pohon pepaya serta mangga lalu bentangan pagar rumah, tetapi pikirannya sedang kemelut dan memelesat ke suatu tujuan rumit. 

Dia memikirkan strategi kampanye yang disepakati dalam rapat bersama para juru kampanye dan butir-butir rencana untuk kemajuan desa ini. Tetapi, kemudian dia lekas sadar, bahwa pidato berpanjang-panjang soal janji-janji yang hendak dia tebarkan tak penting di telinga warga desa yang akan mendengarkan di tengah kemarau ini. Di negara republik demokrasi ini, yang paling penting, uang-uang yang disodorkan ke kantong warga desa. Ya, uang lebih fasih bertindak dari apa pun di negara yang rakyatnya membayar pajak untuk mengenyangkan perut kaum petinggi ini. 

Saingannya cukup tangguh pula era ini, yaitu Dul Gopur dan Mad Badar. 

Dul Gopur orang paling cerdas di desa ini. Lulusan terbaik pada masanya di suatu universitas. Rajin betul Dul Gopur menandaskan buku-buku berbagai disiplin ilmu dan menulis beragam tema sampai menerbitkan beberapa buku. Bukan main Dul Gopur sering diundang televisi untuk berbicara politik. Tetapi, dia tahu benar, bahwa Dul Gopur hanyalah kelas menengah. Dul Gopur dihidupi dari gaji dosen di perguruan tinggi swasta di kota kecamatan dan honor dari undangan serta tulisan, yang tak seberapa banyak. 

Justru yang betul-betul bikin dia bergidik adalah Mad Badar. Meski Mad Badar yang bermata juling itu orang paling tolol di desa ini. Bagaimana mungkin sebuah negeri dipimpin orang tolol? Tetapi, dia tahu betul, kalau Mad Badar yang paling kaya di desa ini melebihi dirinya. Bukan main usaha rumah makan bapak Mad Badar punya beberapa cabang di kota kecamatan dan luar kota. Uang-uang itu akan menghipnotis banyak orang. 

"Keparat anjing kudis!" Komang mengumpat lalu mencak-mencak sendiri. Akhir-akhir ini, sering betul dia berbuat demikian. 

Senyatanya, menyerbak niat tulusnya jadi kepala desa. Dia punya rencana-rencana matang untuk kemajuan desa ini. Dan, dia pula punya dalih kuat, kalau dua kandidat lainnya: Mad Badar dan Dul Gopur, tak pantas duduk di kursi kepala desa. Akan nahas sekali nasib desa ini apabila dipimpin orang paling tolol seperti Mad Badar. Dia yang lulusan pesantren demikian paham kalau: "Suatu perkara yang dipegang orang tak berkompeten, maka hanya menanti kebinasaan," begitulah makna hadis sang Nabi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun