Mohon tunggu...
Rosse Hutapea
Rosse Hutapea Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi PR

PR Practitioner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The 10th EFiCn Angkat Tema "Quality Never Goes Out of Style"

3 April 2018   12:30 Diperbarui: 3 April 2018   12:32 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The 10th EFiCn merupakan acara tahunan  Himpunan Mahaisiswa Teknik Industri Universitas Pelita Harapan.  Fokus acara EFiCn adalah kompetisi antar universitas dengan studi kasus. Kasus yang diangkat tahun ini mengenai 'Ensuring Quality in Fast Moving Consumer Goods'.   Kompetisi ini berlangsung selama 4  hari dari tanggal 2-5 April 2018, di kampus UPH Lippo Village, Karawaci-Tangerang.  Sebelum  dimulai, para peserta mendapatkan pembekalan melalui seminar bertema  'Quality Never Goes Out of Style' yang disampaikan  para praktisi senior, Erisa Febian, Commercial Quality Manager - Indonesia,  Malaysia, Vietnam at Mondelz International, dan  Karly Mulyadi,  Senior Manager International Sales PT Djarum.

Tema 'Quality Never Goes Out of Style' dipilih panitia karena melihat tren saat ini banyak produsen yang memproduksi suatu barang lebih fokus kepada style namun kurang memperhatikan kualitasnya. Padahal aspek desain produk itu sendiri mencakup berbagai elemen, diantaranya evaluasi resiko, keberlanjutan (sustainability), pemilihan material, pendekatan-pendekatan desain, perubahan perusahaan dan beberapa aspek lainnya. 

Dalam seminar para praktisi membagikan pengalaman mereka terkait quality dan style beserta contoh-contoh kasus yang pernah mereka tangani di perusahaannya. Misalnya Erisa, menceritakan tentang konsep mini Oreo yang diproduksi oleh Nabisco. Menurut dia produk tersebut dibuat berdasarkan riset behavior konsumen dan perkembangan konsep snacking yang terus berkembang. 

"Quality dan style merupakan interaksi dan korelasi. Tidak bisa kita bicara quality tanpa mempertimbangkan style, dan sebaliknya. Style mengikuti keinginan konsumen atau  behavior konsumen.  Jadi quality harus berbarengan dengan style. Kalau kita bilang produk kita berkualitas maka harus mampu memenuhi keinginan atau style yang diinginkan konsumen," jelas Erisa.

Pemahaman tentang konsep quality sangat penting bagi mahasiswa, karena mereka nantinya akan terjun ke dunia industri.  Menurut Erisa, dalam dunia industri, kualitas suatu produk minimal harus selevel atau di atas keinginan konsumen, karena itu industri perlu melakukan riset  competitor. Sementara di dunia akademik juga harus diajarkan konsep quality yang updated.

"Makna dari quality bukan hanya qualitycontrolyang ada dalam proses produksi saja tetapi, quality saat ini mencakup berbagai aspek, dengan kata lain ada di setiap pekerjaan kita. Contohnya melakukan pencatatan dengan benar juga ada aspek quality di dalamnya. Jadi  penting mahasiswa memahami konsep quality ini dengan benar," tegas Erisa.

Seperti dijelaskan di awal, Erisa menegaskan bahwa pemahaman quality ini sangat terkait dengan styleproduk. Karenanya mahasiswa Teknik Industri perlu memahamani bahwa penampilan itu penting diperhatikan. Namun, menurut Erisa,  untuk memproduksi desain produk baru harus base on research. Jangan melakukan sesuatu karena kita mau buat. Tetapi harus ada riset yang mendasari tindakan tersebut.

Sementara pembicara kedua, Karly, menekankan pada style product khususnya dalam Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Menurut Karly untuk produk-produk FMCG  produsen harus mengutamakan quality dan style.

"Dalam sales dan marketing memang lifestyle konsumen paling menjadi fokus.  Karena kalau produk kita berkualitas tapi style ketinggalan jaman, akan percuma tidak banyak diminati. Sementara mengutamakan style tapi quality jelek juga akan ditinggalkan. Jadi untuk  dapat mengikuti style, perlu mempelajari  trend. 

Caranya  melalui banyak belajar dari produk lain dan survey langsung ke konsumen. Apakah trend yang kita pelajari match dengan keinginan konsumen kita. Sementara untuk memastikan style kita memenuhi aspek quality, juga perlu di lakukan riset di tahap pasca pembelian. Cari apa saja kekurangan produk kita melalui riset kembali ke pasar dan Juga ke bagian produksi. Intinya kita harus  mengutamakan selera dan behavior konsumen namun tetap memperhatikan kualitas produknya," papar Karly.

Usai seminar para peserta mengikuti briefing lomba dan dilanjutkan dengan babak pertama kompetisi tahap penyisihan. Hari kedua diisi dengan tahap eksplorasi industri, tahun ini industri yang akan dieksplore adalah PT Kirana Mitra Abadi, sebuah pabrik yang Paraffin Wax. Peserta akan melihat proses produksi dan mengeksplorasi. Hari ketiga peserta akan diberikan studi kasus dan hari keempat final. 

Kita menunggu hasil  kompetisi The 10th EFiCn  di liputan berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun