Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menyantap Rarit dan Sayur Sepat di Pantai Maluk

21 Februari 2016   03:08 Diperbarui: 21 Februari 2016   03:23 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rarit hidangan khas Sumbawa picture : Iqbal Kautsar (diasporaiqbal.blogspot)"][/caption]

Rombongan peserta Newmont Bootcamp Batch – 5 sampai di Pantai Maluk sekitar menjelang dzuhur pada hari kamis 18 Februari 2016

Usai kegiatan share bersama para siswa SMK Negeri 1 Maluk, dengan mendapatkan  kesan teramat dalam dari para siswa harapan bangsa dan cita – cita indah tentang masa depan mereka.

Agenda menuju Maluk memang telah disetting salah seorang pembimbing rombongan, sehingga dapat menikmati Pantai Maluk yang resik, bersih dan indah.

Namun . . .

Menurut kisah Pak Ary Burhanudin, salah satu pendamping kami di program Newmont Bootcamp   dahulunya Pantai Maluk itu sangat kotor kemudian fihak Newmont  berkordinasi dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat melaksanakan bersih Pantai saat Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada 5 juni setiap tahunnya.

[caption caption="contoh daun ketimus yang kami jumpai di wilayah hutan wisata desa kemuning, picture : Iqbal Kautsardiaspora"]

Daun Ketimus salah satu bahan sayur sepat, pictur Iqbal Kautsar

Kegiatan bersih – bersih pantai itu telah terlaksana hingga lima kali, namun menurut Pak Ary lagi : “kami merasa heran pantai ini koq tidak bersih – bersih”  Maka setelah di teliti ternyata di hulu sungai aliran yang menuju pantai kotor parah.

Ketemu masalahnya kami datangkan truk pengangkut sampah dan Alhamdulillah saat ini Maluk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau siapapun tanpa di pungut bayaran.

Bahkan posisi Pantai Maluk akan digeser, dan warung – warung ini kata Pak Ary juga akan di geser dalam rangka menanggulang abrasi Pantai Maluk, rencananya menata lebih indah daibanding saat ini

 

[caption caption="Juru Masak Rarit di Pantai Maluk yang indah, picture : Iqbal Kautsardiaspora"]

[/caption]

Ketika hidangan tiba di meja masing – masing tentu saja aroma daging yang di kenal dengan rarit sangat menggoda selera, bahkan pasangan menyantap rarit adalah pisang kepok goreng plus sambal sederhana bumbu minimalis cukup cabe dan rawit diulek beserta garam.

Bagi yang penasaran rasa rarit boleh silahkan mencoba  :

Rarit

Bahan :

Daging sapi atau daging kerbau, dipilih ambil bagian daging dan buang urat – urat serta lemaknya

Iris – iris tipis setipis daun ( pastinya butuh keahlian tersendiri )

Direndam dalam air asam plus sedikit garam

Jika suka tambahkan bumbu penyedap sedikit saja, agar berasa gurihnya.

Jika telah di rendam, tiriskan sejenak langsung di goreng kering dengan api sedang.

 

[caption caption="Pantai Maluk menjelang sunset picture : Adhi Kurniawan"]

[/caption]

 

Ada lagi satu menu yang langka dan belum pernah penulis mencobanya, bahkan sayur sepat ini menjadi masakan istimewa saat ramadhan tiba, wajib bagi setiap rumah memasak sayur ini.

Segar dan sensasional, karena ada dua jenis daun yang agak langka yaitu daun Aruk dan ketimus, sedangkan detailnya : 

Sayur Sepat

Bahan :

Daun Aruk

Daun Ketimus

Belimbing wuluh

Mangga muda

Daging terong bakar

Jeruk Munte (Sumbawa) ; atau disebut juga Jeruk Sira (Sumbawa – Barat )   

Menyantap rarit dengan pisang kepok goreng dan sayur sepat, tentu satu kejadian yang langka dan belum pernah penulis rasakan.

Rekomendasi bumbu dan masakan berdasar penjelasan Ibu Chef di Warung Borneo di pinggir Pantai  Maluk, sekedar penghibur dikira tersedia rarit kering sebagai buah tangan keluarga eh . . . ternyata belum tersedia apa yang kami kehendaki.

Alhamdulillah dengan terbuka, Ibu penjual rarit memberitakannya dengan riang, namun akan berbeda rasanya antara orang Sumbawa yang memasaknya dibanding dengan orang Sunda.

 

[caption caption="Daun Aruk yang kami temukan saat menuju puncak Perpas, terima kasih Pak Lalu pict : dok. pribadi"]

[/caption]

Ya kita coba saja . . . semoga dengan berjalannya waktu dan memasaknya berulang – ulang rasa rarit versi Pantai Maluk terhidang juga akhirnya di rumah kita.

Salam Santap Rarit.

Batu Hijau

Ahad,   13 Jumadil Awwal 1436 H / 21 Februari 2016

 

 

TITIK API YANG MEMBARA DI BATU HIJAU

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun