Tak biasanya gadis sepertiku bertanya-tanya soal hakikat cinta. Apa yang mengganggu pikiranku? Dengan padatnya jadwal dan berbagai DL yang meliuk-liuk di depan mataku, ternyata tidak cukup membuat pikiranku teralih. Pikiranku tetap saja melayang ke sebuah ingatan yang membuatku terpaku sejenag sehingga waktu kurasa berhenti cukup lama. Angin berhenti berembus, ilalang berhenti bergoyang, burung-burung yang terbang di angkasa berhenti mengepakkan sayapnya, semua seolah terhenti begitu saja. Aku terjebak dalam ingatan itu.
Berbagai penjelasan yang rasional, pun berbagai teori yang kusuap dalam pikiranku tak mampu mengalahkan pengalaman intuitif yang sedang kualami saat ini. Semua terjadi. Begitu saja. Tidak butuh banyak penjelasan. Menjelaskannya sama dengan membuang-buang argumen ke tempat sampah. Menjabarkannya sama seperti menyingkirkan berbagai teori yang tidak berguna. Merasionalkannya apalagi, sama seperti membuat pikiranku semakin bodoh saja.
Cinta itu fitrah. Tidak rasional. Tidak perlu penjelasan ilmiah. Siramannya dari Allah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan. Â Asalnya dari ruh yang berinteraksi dengan pengetahuan intuisi hingga menjadi qolb (hati). Â Intuisi itu sifatnya (pengetahuan) yang tiba-tiba. Tiba tiba merasakan getaran yang aku sendiri pun tidak tahu, maka itulah cinta. Tiba-tiba merasakan rasa pas yang padahal takarannya tidak bisa diukur dengan berbagai macam indikator pengukuran, maka itulah cinta. Tiba-tiba merasa kedekatan yang nyaman meskipun tahu bermacam-macam kekurangan itu juga adalah cinta.
 Kesadaran ini membuatku mengerti, pemahaman tentang cinta adalah pengalaman mengenal diri sendiri. Pengalaman intuitif tersebut datang sesuai dengan kapasitas menerima. Siraman dari Allah takarannya berbeda-beda tergantung seberapa bersih hati sebagai salurannya. Sehingga, cinta sebagai bagian fitrah untuk manusia akan didatangkan sesuai dengan kondisi hatinya.
Kupu-kupu di perutku terbang hingga membuatku geli. Wahai cinta! sapa aku ketika hatiku penuh dengan cahaya ilahiyyah supaya kau tidak menjeratku melainkan mendatangkan berkah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI