Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Semua Orang Menerapkan Prinsip Business is Business

14 Maret 2024   04:08 Diperbarui: 14 Maret 2024   07:06 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Termasuk di Australia

Prinsip Business is Business dapat dimaknai bahwa dalam urusan bisnis, tidak ada istilah kawan atau keluarga.

Tidak sedikit jatuh korban akibat orang menerapkan prinsip ini secara kaku. Kata "bisnis" tidak terlepas dari masalah uang.

Fakta menunjukkan entah sudah berapa banyak terjadi perpecahan karena urusan berbisnis antar teman. Bahkan terkadang terjadi perpecahan dalam keluarga.

Contoh terjadi perpecahan dalam keluarga 

Seorang kakak berbelanja ditoko adiknya yang menjual jam . Ditoko ada tertulis:' barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan"

.Sang kakak membeli jam tangan merk terkenal,  dengan harga yang cukup mahal sesuai dengan harga tertera.  Kemudian  pulang kerumah nya.

Ternyata setelah diperiksa oleh yang ahli,jam tangan tersebut tidak asli .Maka sang kakak bermaksud mengembalikan jam tersebut ke Toko adiknya.

Tetapi Pemilik Toko yang adalah adik kandung sendiri,bersikeras barang yang sudah dibeli tak dapat dikembalikan.

Sudah dapat dibayangkan,terjadi pertengkaran 

Akibatnya putus hubungan persaudaraan, karena jam tangan tersebut.

Pengalaman kami berbeda 

Kami biasa service mobil kami pada Ultra Tune di Joondalup . Setiap beberapa bulan sekali kami ke bengkel untuk service mobil kami.

Suatu hari ketika kami datang, Geri , Pemilik  Bengkel  sudah siap untuk pulang untuk suatu keperluan. Tapi  karena kami datang, Geri membatalkan niat untuk  pulang . Padahal tidak ada hubungan bisnis dengan kami. Hanya semata mata hubungan baik sejak awal kami kebengkelnya.

Menurut Geri, butuh waktu sekitar satu jam untuk service kendaraan, kami bisa mengambil mobil kembali. 

Sementara Geri memeriksa mobil dan memperbaikinya kami menuju Mall yang terletak 20 meter dari situ. 

Karena kami mendengar tadi Geri mengatakan ingin pulang karena hari ini adalah Anniversary yang ke 23. 

Kami membeli bunga untuk menyatakan ikut bersuka cita pada Geri.Setelah sejam kami kembali kebengkel dan menyerahkan bunga pada Geri yang diterima dengan antusias sekali. Padahal bunga yang kami berikan hanyalah karangan bunga biasa biasa saja. Bagi Geri, bukan harga bunga tersebut melainkan perhatian kami berdua terhadap diri nya. Sehingga mau membeli bunga sebagai ucapan Selamat Ulang Tahun pernikahan nya yang ke 23

Beberapa Bulan Berselang

Selang beberapa bulan kemudian Kami membawa mobil kami kembali ke bengkel Ultratune untuk mencek aki kami . Karena sudah lebih setahun kami tidak pernah menukar aki mobil .Kami datang dan ternyata Geri sudah pensiun tidak berada di bengkel lagi. Untuk memakai komputer mencek keadaan kendaraan dikenakan biaya $ 60 - 

Kami minta dicek dengan computer mengenai aki kami dan ternyata semua baik masih 98 % karena kami selalu memakai mobil dengan baik.

 Selesai cek kami ingin membayar ternyata Geri sudah menitipkan pesan kalau kami datang dan hanya sedikit masalah tidak usah diterima bayarannya. Begitu pesan Geri yang merasa berteman dengan kami.

Beberapa hari Yang lalu ,saya mengajak suami untuk ke bengkel karena sudah lama rasanya kami tidak mengganti oli mobil. Menurut suami bila tidak ada peringatan warning tidak masaalah ,tapi saya kuatir sekali. Kebetulan suami membawa mobil sedikit lambat maka terjadi desakan bunyi kruk sehingga suami ikut kuatir juga.

Kami langsung kebengkel keesokan harinya pagi pagi sekali karena kalau siang sudah penuh langganan  tidak bisa dicek langsung.Kami sampai dan mengatakan apa yang kami rasakan dengan mobil. 

Kata suami pada Dean yang merupakan montir disana:" When I'm driving slowly, the car running unstable"  

 Menurut Dean montir disitu sebaiknya dia cek dengan mengendarai mobil. Kami dibawa berputar putar setelah itu dibawa ke bengkel . 

Dean memeriksa buku para pelanggang lalu membuka kap mesin untuk  dicek mesinnya Ternyata Oli sudah hampir habis dan sudah mengering jadi ditambah sebanyak tiga kali. Selesai menambah oli suami menanyakan berapa kami harus membayar ?

 Dean  menjawab :" No, worry. Nothing to pay"

Tentu saja hal ini menyebabkan kami berdua heran. Padahal menurut suami, sekurang kurangnya 100 dollar. Tetapi ternyata dikasih gratis.

Padahal uang senilai 100 dollar setara dengan satu juta rupiah 

Kesimpulan:

Ternyata tidak semua orang menerapkan prinsip "Business is Business" Salah satunya adalah Dean. Bagi Dean hubungan persahabatan jauh lebih bernilai.

Hal ini merupakan hal yang cukup langka, tetapi merupakan sebuah fakta bahwa tidak semua orang mengedepankan prinsip " Business is Business" termasuk di Australia. Sebuah pelajaran berharga bagi kami berdua bahwa hubungan persahabatan dan kekeluargaan jauh lebih bernilai ketimbang menerapkan business is business secara kaku

Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah berbaik hati untuk membaca tulisan ini 

14 Maret 2024.

Salam saya,

Roselina

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun