Persahabatan yang Tulus Tak Lapuk Dimakan Waktu (Seri 7 Bagian 1)

Menuju Jawa Tengah 

Banyak berjalan maka banyak pula yang dapat dipelajari Tak kurang pentingnya karena banyak  tempat yang kami singgahi, maka banyak kesempatan untuk menjalin hubungan persahabatan.

Inilah yang kami jadikan landasan saat mengawali penjelajahan mengelilingi Nusantara . Mengajar dan sekaligus belajar untuk menghadirkan kearifan hidup dan menjalin hubungan persahabatan.

Saking banyak teman ,kisah perjalanan  saya bagi jadi tiga bagian.

1. Purbalingga, Purwokerto dan Batu Raden dan Pekalongan.
2.  Semarang, Tegal  dan Solo.
3.  Magelang, Temanggung  dan Yogyakarta.

Bagian pertama:

Di Purbalingga ada Pak Toto Endargo dan isteri mbak Dyah Ambarwati,Purwokerto dan Batu raden. Sugiarto, mas Wawan dan Pak Muslianto Maneger Hotel Queen Garden di Batu Raden. Dan di Pekalongan ada pak Andi ,seorang Pengusaha batik.

Berfose dengan teman diperkalongan (dok pribadi)

Dengan mas  Toto yang berprofesi sebagai kepala sekolah SMA di Purbalinga kami sudah berkenalan sejak dulu tahun 2000. Dan tentunya sekaligus dengan isterinya mbak Dyah Ambarwati Keduanya membantu kami setiap kali kami mengadakan acara penyembuhan sosial di Puwokerto dan di Cilacap.

Kami sudah lama tidak bertemu Terakhir ketemu sewaktu kami berdua berkunjung ke Purwokerto Berjumpa dengan mas Toto dan isteri yang menjemput kami dan kemudian kami diajak makan malam bersama di tepi pantai  Cilacap.

bersama Mas toto dan mbak Dyah di cilacap (dok pribadi)

Teman teman dari Batu Raden (dok pribadi)

Setiap kali berkunjung ke Purwokerto, kami selalu nginap di Hotel Queen Garden karena itu beberapa karyawan hotel yang bersedia ikut bergabung bersama  kami Yaitu Mas Sugiarto, mas Wawan dan banyak lagi yang namanya saya tidak bisa sebutkan satu persatu di sini. Di Purwokerto pak Heru sangat populer sebagai praktisi Reiki.

Sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai bagi saya dan suami mendapatkan kesempatan seperti ini. Berkunjung dari satu kota ke kota lainnya dan diterima dengan penuh kehangatan. 

Mengajar dan sekaligus belajar dalam kehangatan rasa persaudaraan sungguh menghadirkan rasa syukur yang luar biasa. Sudah tak terhitung kalinya kami membuktikan bahwa perbedaan dapat menjadi berkat bagi kita asal kita tulus dalam persahabatan.