Bantul. (MTsN 1 Bantul) --- "Ya, saya masuk atas keingian sendiri, Berawal saya itu mimpi, saya bersama kakek yang sudah meninggal " kata seorang siswa saat ditanya alasan mendaftar di MTsN 1 Bantul. Semua orang gelak tertawa mendengar jawaban itu. Tak terkecuali, Etyk Nurhayati, S. Pd.I. M Pd, Pengawas Kemenag Bantul yang menanyainya di forum uji publik Kurikulum Operasinal Madrasah (KOM) pada Kamis siang (26/Juni/2025) di aula madrasah tersebut.
Begitulah gaya Etyk Nurhayati saat mencoba menelaah kurikulum yang sedang di uji publik oleh MTsN 1 Bantul. Ahmad Rosyadan Al Rayid, siswa kelas 9E yang baru naik kelas itu dengan suara tenang menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Ketua OSIM ini menjelaskan lebih lanjut bahwa dia memilih sekolah dari TK, SD dan MTs atas keinginan sendiri dan bukan paksaan dari ibu atau ayahnya. Ibunya yang turut hadir di situ membenarkannya. Syahdan, panggilan akrabnya, menceritakan bahwa suatu malam bermimpi  diajak oleh kakeknya yang sudah meninggal berkeliling di MTsN 1 Bantul lalu dia pun memutuskan untuk mendaftar di madrasah tersebut.
Ketika ditanya lebih lanjut tentang perasaannya belajar di madrasah, dia menjawab senang sekali. Rosyadan memberikan alasan bahwa teman-teman dan guru-gurunya gampang akrab dengan dirinya. Guru-guru itu biasa memberikan usulan dan nasehat yang baik baginya.
Pengawas Kemenag Bantul yang pernah mendapkan predikat kepala madrasah terbaik nasional tahun 2015b itu selain bertanya kepada Rosyadan juga menanyakan beberapa hal kepada 3 orang siswa lainnya untuk memeriksa apakah yang tertera di kurikulum sesuai dengan realitanya. Beberapa pertanyaan lainnya menyangkut kegiatan pembelajaran, ektra kurikuler, jam kosong, perilaku guru dan cita-cita. Jawaban siswa beraneka ragam tetapi rata-rata mereka merasa nyaman dan senang belajar di MTsN 1 Bantul
Pada kesempatan itu Etyk mengawali tenggapannya dengan rapor Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2025 yang dicapai madrasah tersebut. Menurutnya ada penurunan kualitas pembelajaran dan karakter siswa pada rapor ANBK tersebut.
Penumbuhan karakter siswa pada Kurikulum Merdeka tak bisa dilepaskan dari pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA) yang mengusung nilai-nilai karakter Pancasila seperti gotong royong, kemandirian dsb. Ketika ada penurunan karakter berarti kegiatan P5RA itu masih memikirkan dan mengutamakan produknya daripada prosesnya.
Menurut pantauannya gelar karya produk P5RA MTsN 1 Bantul yang digelar 20 Mei 2025 sungguh luar biasa. Dia sangat mengapresiasi pameran produk ecobric, kompos dan vas bunga dari barang bekas oleh siswa kelas 7 dan terutama tampilan fashion show dengan busana batik shibori karya siswa serta kesenian tradisional oleh kelas 8.
" Kemarin Ketika ada gelar karya, saya apresiasi. Luar biasa. Anak-anak begitu kompaknya.Tetapi karena masih ada penurunan karakter maka nanti prosesnya (pembelajaran projek P5RA) lebih diperdalam lagi. Apalagi sekarang masuk dalam pembelajaran deep learning, yang bercirikan Meaningful (bermakna), Mindful (berkesadaran) dan Joyful Learning (menyenangkan), " ujar Etyk Nurhayati.
Menurut Wanita yang pernah meraih juara pertama guru teladan nasional tingkat MTs tahun 2015 ini satu hal yang dapat meningkatkan kembali kualitas pembelajaran adalah supervisi. Supervisi yang meliputi administrasi, proses maupun penilaian.
Supervisi yang telah dilakukan mungkin tidak diketahuai siswa sehingga mereka ketika menjawab survai lingkungan dalam ANBK mememberi jawaban tidak. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penurunan kualitas juga bisa disebabkan oleh pembelajaran yang tidak penuh, jam kosong atau pemotong jam pembelajaran karena sekolah mengadakan rapat atau kegiatan lain yang mendadak. Supervisi ini akan menjadi perhatianya saat awal masuk sekolah nantinya.Â
Etyk mengharapkan dalam supervisi mendatang guru-guru sudah menerapkan strategi pembelajaran yang direncanakan dalam kurikulum madrasah. Strategi pembelajatran itu meliputi: Â (1) Pembelajaran berdiferensiasi, (2) Problem Based Learning, Â (3) Project Based Learning, Â (4)Pembelajaran Kooperatif, (5)Pembelajaran yang Dipersonaslisasi, dan (6) Gamifikasi. Etyk berharap guru menggunakan metode dan strategi secara bervariatif bukan hanya metode ceramah.
Di akhir telaahnya dia menekankan bahwa fungsi kurikulum yang utama adalah mewadai kebutuhan siswa, minat siswa dan menumbuhkan karakter siswa. Jika ada yang belum terwadai sekolah harus mengusahakan agar ketiga hal tersebut terwadai. (jae)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI