Dan ternyata selama ini masalah ku hanya berakar dari satu hal. Buruknya komunikasi antara aku dan Tuhan yang akhirnya berdampak pada buruknya komunikasi antara aku dengan manusia yang lain. Aku baru ingat kenapa hidupku terasa sangat mudah dan sempurna sewaktu aku di SMA dulu, karena disana hari hari sibukku ya kuhabiskan untuk sibuk dengan Tuhan. Sedangkan di bangku kuliah aku menyibukkan diriku untuk mencari pembelaan agar aku tidak mengakui kesalahan yang telah aku perbuat pada diriku sendiri.
Aku yakin, meski orang-orang berkata dia siap menerima kritikan, sejatinya dia tak siap. Kebanyakan orang tak terima jika di kritik, termasuk aku. Tapi kita takkan pernah tau, kritikan itu sebenarnya merupakan titah Tuhan, petuah Tuhan yang dititipkan lewat makhlukNya. Tuhan ingin mengingatkan kita bahwa kita sudah tersesat, Dia memberi petunjuk lewat cara yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, bahkan lewat orang yang paling tak kita segani sekalipun.
Sore itu pula, hatiku kembali mempertanyakan hal yang sama.
“aku kurang apa?”
“...kamu cuman kurang bersyukur, kurang istipar!” terdengar kalimat Lena menggema lagi, aku yakin itu adalah kalimat surga untuk ku, datang dari Tuhan melalui hambaNya.