Hening panjang tercipta. Radit menatap adiknya, lalu kembali ke cermin. Entah mengapa, untuk pertama kalinya, pantulan itu terasa berbeda. Wajahnya terlihat lelah, mata sembab, namun jujur. Dan anehnya, Radit merasakan kelegaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Cermin itu seolah-olah berbisik: "akhirnya kau berani."
Malam itu, Radit duduk bersama Nisa hingga larut. Mereka berbincang tanpa topeng, tanpa kebohongan, hanya kejujuran yang mengalir di antara mereka.
Dan ketika lampu kamar dimatikan, cermin tua di sudut ruangan itu tak lagi terasa menolak. Ia hanya memantulkan apa adanya—seorang lelaki yang akhirnya berani menghadapi dirinya sendiri.
Sejak malam itu, Radit tak lagi takut pada kejujuran—karena ia telah sadar, topeng hanya membuatnya kehilangan wajah sendiri.Â
TAMAT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI