Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Berjuang Melawan Corona

18 April 2020   17:39 Diperbarui: 18 April 2020   17:38 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari demi hari mengikuti perkembangan penanganan pandemik Corona yang tengah melanda Bangsa ini, sampai hari ini pandemik belum bisa tertangani dan angka kasus positif Corona terus bertambah.

Sejak awal kasus terjadi pada dua maret lalu, pikiran ini berkelana menelusuri kumparan waktu, memotret perjalanan penanganan pandemik Corona, serta memproyeksi kemana arah yang hendak dituju.

Sebagai anak bangsa, ingin rasanya memberikan sumbangan pikiran, kepada negeri yang telah membesarkan diri ini.

Episode demi episode kumparan waktu yang telah berlalu, membuat saya gelisah, bagaimana tidak? Indonesia yang bertanah air luas dan berpenduduk besar.

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, dan telah memiliki tingkat kemajuan serta pertumbuhan ekonomi yang mengesankan.

Tiba-tiba terjatuh dalam krisis akibat pandemik Corona yang sangat menyakitkan, sejenak saya merenungi, apakah ada yang salah pada negeri ini dalam menangani bencana Corona?


Indonesia yang dinilai memiliki solidaritas, kesetiakawanan yang tinggi, dan kohesi sosial yang relatif kuat, tiba-tiba bangunan sosial semacam itu runtuh, dan tercabik-cabik.

Rasa saling percaya, sikap bersaudara dan saling bantu, berakhir dalam sebuah muara kehidupan bangsa yang seolah kehilangan kepribadian, lemah, terpecah, susah, serta kehilangan visi masa depannya.

Jika Bangsa ini tidak segera memposisikan dirinya secara tepat dan menemukan arah perjalanan menuju kemenangan pertempuran melawan Corona, saya membayangkan masa depan negeri ini sungguh menyeramkan.

IMF memproyeksikan gambaran pertumbuhan ekonomi semua negara di dunia, Indonesia memang masih diproyeksikan tumbuh tetapi hanya 0,5% saja.

Harus diakui, Corona telah melukai ekonomi Indonesia, butuh kerja ekstra pemerintah untuk mengobati luka tersebut, bahkan harus sedari sekarang dipersiapkan.

Nanti pasca pandemik, semua negara terdampak akan berlomba-lomba menarik investor untuk menaruh dana di Negaranya, kompetisi ekonomi global yang menjadi tantangan luar biasa.

Kalau langkah dan kebijakan tidak dipersiapkan dari sekarang, saya khawatir Bangsa ini akan tertinggal dari negara-negara lain dalam mengejar keterpurukan.

Langkah penanganan virus terus dilakukan, PSBB sudah mulai diterapkan di beberapa daerah, tetapi dampak ekonominya seperti tidak masuk dalam paket kebijakan, banyak pekerja dan pedagang yang terkena dampak PSBB ini.

Angkatan kerja baru sulit untuk bekerja, sementara gelombang PHK kini sudah terjadi, rakyat sudah tidak bisa bekerja, tidak punya gajih, tidak punya penghasilan, tidak bisa belanja, ekonomi tidak berputar.

Benar bahwa pemerintah sudah mengambil berbagai kebijakan dampak ekonomi, termasuk menyiapkan jaring pengaman sosial berupa BLT untuk warga miskin terdampak Corona, tetapi apakah bisa cepat tersalurkan dan tepat sasaran?

Sementara kebutuhan rakyat tak bisa ditunda, virus terus menyebar kemana-mana sampai meluas ke daerah, angka kasus di daerah semakin meningkat dari hari ke hari.

Kalau kemudian evaluasi PSBB mengarah pada kesimpulan yang jujur bahwa kebijakan ini tidak tepat, maka keberanian untuk putar balik mengganti dengan karantina wilayah harus ditempuh pemerintah, apapun resikonya.

Ancaman lain dampak Corona pun bertambah, baru-baru ini salah satu organisasi PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan pandemi Covid-19 yang memaksa beberapa negara melakukan pembatasan penerbangan dapat memicu krisis pangan secara global.

Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rentan terhadap krisis tersebut karena mata uang rupiah semakin melemah sementara sebagian besar komoditas berdenominasi dolar AS di pasar internasional.

Pandemik harus segera di akhiri, keberanian untuk merubah kebijakan PSBB menjadi karantina wilayah harus dimiliki pemerintah, selain itu langkah dan kebijakan untuk antisipasi dampak yang lebih besar kedepan harus diambil dan dieksekusi dari sekarang.

Saya sih sebenarnya optimis Bangsa ini mampu, bangsa ini adalah bangsa petarung, bangsa pejuang, dan bangsa ini pernah melewati situasi yang lebih sulit, yaitu berhasil merdeka dari penjajahan.

Selamat berjuang bertempur melawan Corona wahai para pemimpin Bangsa, kami sebagai warga negara siap untuk terus mendukung dan siap memberikan masukan dan kritik demi kemajuan bersama Bangsa ini.

Dan, jangan pernah ragu balik arah kebijakan dari PSBB menuju karantina wilayah, apapun resikonya, ekonomi runtuh bisa dilahirkan kembali, tetapi nyawa anak Bangsa tidak akan pernah bisa.

Terakhir, tak hentinya ikut serta menghimbau kepada masyarakat umum, ayo kita putus rantai penyebaran virus, mari sebagai warga negara, turut berperan serta berjuang melawan Corona.

Kalian yang bisa bekerja dari rumah tetap dirumah, terapkan pola hidup bersih dan sehat, biasakan cuci tangan pakai sabun minimal 20 detik, kalau terpaksa keluar rumah, gunakan masker, jaga jarak aman interaksi dengan orang lain minimal 2 meter.

Kalau Anda keluar rumah tetapi tanpa menerapkan protokol kesehatan, kemudian terkena virus Corona dan harus dirawat serta diisolasi, maka hal yang nanti akan Anda rindukan adalah ingin tinggal dirumah. Maka dari itu, tetap di dalam rumah.

Yang harus bekerja diluar rumah, tetap terapkan protokol kesehatan, gunakan masker, jaga jarak aman interaksi dengan orang lain minimal dua meter, pulang kerja jangan langsung berinteraksi dengan keluarga, bersihkan diri dulu dengan mandi atau cuci tangan.

Salam hangat, salam semangat dan salam sehat selalu.

Rori Idrus
KBC-57 Brebes Jawa Tengah
(Lawan Corona Pakai Konten)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun