Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon yang Rapuh

11 Maret 2021   22:51 Diperbarui: 16 Maret 2021   22:01 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu persatu daun-daun itupun berguguran. Meninggalkan ranting yang merana. Tertiup sang Bayu pengembara. Meninggalkan seribu kenangan.

Gugurnya daun -daun tua. Akankah berganti dengan pucuk muda. Agar pohon itu tetap lestari. Menghadang zaman sampai Nanti

Pohon rimbun rumah kehidupan. Dari bangsa insekta sampai Aves. Semua hidup dalam kedamaian. Hingga waktu menemui batas

Ketika pohon itu mulai kerontang. Haruskah si burung kecil berdiam diri.    Bertengger di ujung ranting yang kering.  Atau ia terbang menjulang tinggi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun