Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ghazwul Fikri dan Bahayanya

5 Desember 2020   22:41 Diperbarui: 27 April 2021   06:21 6861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menciptakan sebuah persatuan di tengah keberagaman, diperlukan adanya musuh bersama (common enemy). Perlu disadari , bahwa musuh bersama ummat Islam adalah syaitan dan "bala tentaranya", baik dari golongan jin maupun manusia. Dalam Al Qur'an Surat Fathir Ayat 6 Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

"Sungguh, syaitan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fatir: 6)

Syaitan adalah sebuah simbol keangkuhan dan kesombongan yang selalu mengajak kepada kesesatan dan pembangkangan terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Syaitan selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling baik, sementara yang lain adalah rendah dan hina. Syaitan selalu membisikkan kejahatan ke dalam hati dan pikiran manusia.

Dengan segala tipu dayanya, setan dapat memutarbalikan sebuah fakta. Sebuah kebenaran dapat diframing menjadi sebuah kejahatan, sebaliknya sebuah kebohongan yang diulang-ulang dapat menjadi sebuah kebenaran. 

Orang -orang yang tidak mau masuk ke dalam golongan mereka atau tidak mau mengikuti apalagi bersebrangan dengan mereka, akan selalu dimusuhi dan difitnah sebagai orang-orang yang menebar kebencian dan pemecahbelah persatuan. Mereka tidak akan rela dengan kaum muslimin sebelum kaum muslimin mengikuti mereka, menyerupai tingkah laku mereka, mencintai mereka, bahkan memberikan loyalitas hanya kepada mereka.

Di dalam Surat Al Baqarah (2) Ayat 120 Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (QS. Al-Baqarah: 120)

Kesimpulan :

Kita harus menyadari bahwa saat ini kita tengah berada di sebuah era perang pemikiran (ghazwul fikri), di mana saat ini kita sulit membedakan mana berita yang benar dan mana berita yang bohong. Sebagai timbangan kebenaran adalah kita kembali kepada petunjuk Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya. Seraya berdo'a semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan pertolongan-Nya sehingga kita terlepas dari segala macam bentuk kezaliman dan tergolong orang-orang yang selamat. Aamiin Ya Robbal 'alamiin.***

Referensi :

1.https://qurano.com/id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun