Menarik Keluar
Pendidik dalam bahasa Italia dikenal dengan sebutan educatore. Kata ini berasal dari bahasa Latin yaitu educere. Kata educere sendiri merupakan gabungan dari preposisi e yang bearti keluar dari dan kata kerja ducere yang berarti memimpin. Secara ringkas educere bisa dimengerti sebagai suatu kegiatan untuk menarik keluar atau membawa keluar. Jika kita berpijak pada pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tugas dari seorang pendidik adalah berusaha untuk menemukan dan menarik keluar segala talenta, kemampuan, hal-hal positif di dalam diri setiap peserta didik. Dalam arti ini seorang pendidik dengan segala kemampuannya berusaha untuk mendampingi, memberi motivasi agar setiap pendidik mampu mengaktualisasikan segala kemampuan di dalam dirinya.
Tugas “menarik keluar” ini meliputi banyak aspek seperti aspek akademis, aspek spiritual dan aspek moral. Dalam ulasan ini, penulis inign menekankan kerja keras dari seorang pendidik atau guru dalam menemukan, mengarahkan dan meningkatkan segala kualitas (akademis, sosial, moral dan spiritual) yang di dalam diri seorang anak.
Guru dan Anak Didik Sebagai Dwitunggal
Tak dapat disangkali bahwa guru merupakan figur yang memegang peran penting dalam dunia pendidikan formal. Karena itu, ketika berbicara tentang perkembangan akademis dan karakter seorang anak, selalu saja menempatkan guru sebagai pribadi yang memiliki kontribusi yang lebih besar. Keberhasilan seorang peserta didik tidak pernah terlepas dari kerja keras dan peran aktif seorang pendidik atau seorang guru. Guru dengan segala keahlian, kemampuan, keterampilan dan ketekunan serta ketulusannya mendampingi setiap anak didik agar kelak menjadi pribadi yang sukses dalam setiap bidang yang mereka ditekuni. Seorang pendidik sebagaimana yang digagaskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam semboyannya “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,” di depan ia memberi teladan, di tengah ia membangun ide dan gagasan, dan di belakang ia bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada murid-muridnya.
Ketika seorang anak diantar keluarganya untuk dididik dan dibentuk di dalam sebuah lembaga pendidikan formal, pada saat itu pula, ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya bersama guru. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, seorang guru harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” (UU RI No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II, pasal 4).
Demi mencapai tujuan mulia di atas, seorang guru sebisa mungkin terus memantau perkembangan anak didiknya. Dan keduanya terus berada dalam relasi kejiwaan yang niscaya yakni saling membutuhkan. Dalam keterpisahan raga, jiwa mereka menyatu sebagai ‘dwitunggal’, yang mempunyai hubungan yang sangat erat dan kokoh. Guru mengajar dan anak didik belajar dalam proses interaksi edukatif yang menyatukan langkah mereka ke sebuah tujuan yaitu kebaikan.
Dukungan Keluarga dan Lingkungan Masyarakat
Di sisi lain kita juga perlu membicarakan peran keluarga dan lingkungan sosial yang memberikan pengaruh yang penting dalam perkembangan seseorang. Keluarga sebagai unit sosial pertama, memiliki kontribusi yang besar terhadap perkembangan karakter, akademik dan moral dari seorang anak didik. Pendampingan yang maksimal dan efektif sejak dini di dalam keluarga sesungguhnya menjadi salah satu faktor pendukung terhadap perkembangan seorang anak ke arah yang lebih baik.
Selain keluarga, ada juga lingkungan masyarakat yang memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan kepribadian seorang anak. Pengaruh dari lingkungan masyarakat nampak dalam perjumpaan dengan teman bermain, situasi, kejadian-kejadian sosial dan budaya masyarakat setempat. Kenyataan-kenyataan seperti ini mau menekankan bahwa warna perilaku seorang anak yang akhirnya dibentuk secara bertahap di lingkungan pendidikan formal tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat tempat ia berada dan mengada secara sosial sejak dini.
Pembelajaran Interaktif
Pada prinsipnya, guru dan murid selalu berada dalam interaksi edukatif. Interaksi edukatif ini, dibangun dan dibina demi kebaikan diri seorang murid. Di dalam interaksi edukatif ini, tidak hanya memprioritaskan aspek akademis, tetapi juga melibatkan beberapa aspek penting yang menjamin adanya integritas diri seorang murid. Secara kognitif, seorang guru hadir mentransfer ilmu pengetahuan dengan tujuan wawasan berpikir dari seorang murid makin terbuka dan menjadi lebih cerdas. Dari aspek keterampilan, seorang guru hadir sebagai pembina yang senantiasa mengarahkan anak didik untuk menyadari potensi yang dimiliki dan melangkah bersama mengembangkan keterampilan yang dimiliki anak didik. Dari aspek moral, seorang guru hadir sebagai seorang sahabat yang harus pandai membangun komunikasi dua arah yang harmonis sembari menuntun anak didik untuk menyadari pentingnya hadir sebagai pribadi yang memiliki integritasi diri yang baik (leading by example). Aneka relasi tersebut di atas terbingkai dalam kerangka relasi dan interkasi edukatif sehingga peserta didik tetap menunjukkan sikap respek terhadap gurunya. Dengan kata lain, interaksi edukatif merupakan relasi niscaya yang mengharuskan guru tidak hadir hanya sebagai pembagi logos tetapi serentak mengajarkan juga menunjukkan ethos (sikap, karakter) sebagai soft skill yang dibungkus dalam spirit pathos. Dengan demikian, pembelajaran interaktif antara guru dan murid merupakan jalan menata sumber daya manusia sebuah bangsa menjadi bangsa yang cerdas, berkarakter dan bermartabat.
Guru adalah pelita dalam kegelapan. Slogan ini masih dan selalu relevan hingga saat ini. Bahwasan tujuan mulia dari pendidikan adalah membawa setiap orang pada jalan yang benar, membimbing seseorang agar menjadi pribadi yang patut diteladani dalam kehidupan bersama. Tanpa bermaksud untuk mengabaikan peran keluarga dan lingkungan sekitar, peran guru dalam dunia Pendidikan tetap dan selalu mejadi yang paling utama. Sebab, sekali lagi, guru adalah pelita dalam kegelapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI