Mohon tunggu...
Rona Suci Puji Lestari
Rona Suci Puji Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswi Teknologi Laboratorium Medik yang suka menulis tentang sains, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari dari sudut pandang sederhana, tertarik dengan hal-hal kecil di sekitar.

hobi travelling, membaca jurnal sains, dan bereksperimen kecil di laboratorium, menikmati waktu dengan kopi dan kucing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bisakah Daun Penolak Bala Menaklukkan Bakteri?

9 Oktober 2025   12:00 Diperbarui: 9 Oktober 2025   11:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Tanaman Otok-otok: Flemingia strobilifera (Dokumentasi Pribadi))

Bagi masyarakat Osing, daun Otok-otok bukan sekadar tanaman liar. Dulu, mereka percaya daun ini mampu menolak bala—dipakai dalam ritual adat, diletakkan di sudut rumah, hingga dibawa bepergian untuk menangkal gangguan gaib. Suara bijinya yang meletup “otok-otok” bahkan dianggap sebagai bunyi pengusir roh jahat.

Namun, kepercayaan lama itu kini menemukan makna baru lewat sains. Riset membuktikan bahwa daun sederhana dari tanah Banyuwangi ini ternyata punya kemampuan lebih nyata: melawan bakteri berbahaya penyebab penyakit mematikan.

(Foto Tim PKM-RE Flemitic)
(Foto Tim PKM-RE Flemitic)

Melalui program PKM-RE pendanaan Belmawa Kemdiktisaintek, tim mahasiswa Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis STIKES Banyuwangi yang beranggotakan Muti Dwi Miranda, Rona Suci Puji Lestari, Melinda Maulidia, dan Nawal Putri Ayu Maharani berhasil mengungkap potensi ilmiah di balik tanaman penuh mitos ini.

Penelitian mereka menunjukkan, daun Otok-otok bukan hanya warisan budaya, tapi juga sumber senyawa antibakteri alami yang bisa menyaingi kekuatan antibiotik modern.

Dua Musuh Lama Umat Manusia

Penelitian ini difokuskan pada dua bakteri berbahaya: Escherichia coli (E. coli) dan Staphylococcus aureus (S. aureus).
Keduanya dikenal luas sebagai penyebab berbagai infeksi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun di rumah sakit.

E. coli bisa menyebabkan diare, keracunan makanan, hingga infeksi saluran kemih. Kasusnya sangat umum dan sering muncul akibat makanan yang tidak higienis.
Sementara S. aureus menyebabkan bisul dan infeksi kulit ringan, namun dalam kondisi tertentu bisa menyerang darah, organ dalam, bahkan mengancam nyawa.

Masalahnya, banyak strain dari dua bakteri ini yang kini resisten terhadap antibiotik. Artinya, obat yang dulunya ampuh kini tak lagi mempan. Dunia bahkan diingatkan akan datangnya “era pasca-antibiotik”, di mana infeksi kecil bisa kembali mematikan.

Inilah alasan tim peneliti memilih kedua bakteri ini sebagai target utama. Jika Otok-otok mampu menahan laju pertumbuhan mereka, maka potensinya untuk dikembangkan sebagai antibakteri baru sangat menjanjikan.

87 Senyawa Aktif di Balik Daun Kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun