Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Eko dan Pentingnya Pembangunan Infrastruktur

23 September 2018   07:00 Diperbarui: 24 September 2018   04:06 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendungan Tanju NTB (Kompas.com)

Pak Eko seorang penduduk Bandung sempat menjadi bahasan yang viral beberapa minggu yang lalu. Dia memiliki rumah di Ujung Berung Bandung yang karena pembangunan rumah tetangganya pada tahun 2016, kehilangan akses jalan.

Rumahnya tidak bisa diakses sehingga pak Eko terpaksa mengontrak rumah di tempat lain. Tetapi pada akhirnya ada seorang tetangga keluarga almarhum Imas yang mau memberikan akses jalan ke rumah pak Eko. Kompas.com

Kejadian ini sebenarnya adalah suatu bukti bagaimana infrastruktur ini sangat penting. Tanpa adanya jalan masuk (infrastruktur) pak Eko tidak mungkin bisa menempati rumahnya. Jika dijual kemungkinan besar akan ditawar sangat murah dan mungkin hanya tetangga sekitar rumah yang mau membelinya.

Pemerintahan Jokowi-JK menyadari hal ini dan infrastruktur menjadi fokus kerja periode pertama. Tol Trans Jawa yang walaupun belum selesai bisa membantu mengurangi kemacetan mudik Idul Fitri 2018. Di Papua harga semen bisa turun ketika jalan sudah terbangun.

Pembangunan bendungan yang bukan hanya di Jawa diharapkan bisa membantu petani untuk bisa lebih produktif ditambah juga sebagian bisa dijadikan sarana untuk memproduksi listrik hijau.

Sekitar 2.623 km jalan telah terbangun, 7 bandara baru sudah selesai disertai rehab di 439 bandara, 34 pelabuhan pada tahun 2017  semua ini adalah data per Oktober 2017. Lebih lengkap baca "Sekilas Data 3 Tahun Jokowi-JK"

Indonesia yang luas namun dipisahkan oleh laut membutuhkan infrastruktur yang mumpuni sehingga distribusi barang dan pergerakan orang bisa lebih baik serta murah. Menunjang perkembangan ekonomi bukan hanya di Jawa namun di seluruh Indonesia.

Apa kata oposisi?

"Membangun infrastruktur itu bagus, tetapi membangunnya secara berlebihan tanpa melihat titik optimumnya berapa, maka dalam jangka pendek dan menengah membuat pertumbuhan ekonomi kita tidak bisa tumbuh cepat," kata Harryadin Mahardika dari Tim Ekonomi Gerindra, di Sekretariat Iluni UI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).

Adapun yang dimaksud titik optimum dalam pembangunan infrastruktur adalah total pembiayaan yang digelontorkan dalam lima tahun ini. Harryadin menyatakan bahwa total anggaran lebih dari Rp 4.000 triliun perlu dikaji ulang. Pasalnya, angka tersebut juga termasuk infrastruktur yang tidak terlalu dibutuhkan. Kompas.com

Membaca pendapat Harryadin saya melihat bahwa ekonom Gerindra ini setuju dengan pembangunan infrastruktur namun tidak setuju dengan kecepatan pembangunannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun