Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Transparansi Yang Tertunda: Mengapa Jokowi Harus Menjawab Soal IjazahnyaBahkan Setelah Tak Lagi Berkuasa.

8 Oktober 2025   20:30 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Transparansi tentang ijazah mungkin tampak sepele bagi sebagian orang, tetapi ia mencerminkan fondasi etika pemerintahan.
Jika keaslian dokumen seorang presiden saja tak bisa diverifikasi publik, bagaimana rakyat bisa percaya pada transparansi proyek, anggaran, dan kebijakan yang lebih kompleks?

Inilah yang disebut moral hazard dalam kepemimpinan publik:
ketika pejabat tinggi dibiarkan menghindar dari klarifikasi, maka standar etika pemerintahan akan terus menurun di bawahnya.

5. Perspektif Hukum dan Politik

Beberapa pakar hukum menilai bahwa membuka keaslian dokumen bukan lagi kewajiban hukum formal setelah masa jabatan usai. Namun pandangan itu tidak menutup kewajiban moral dan politik.
*Prof. Mahfud MD dalam banyak pernyataannya menegaskan, "Kepemimpinan publik bukan hanya urusan administratif, tapi juga moralitas publik."
Ini artinya, keterbukaan dokumen bukan sekadar pembuktian administratif, melainkan wujud tanggung jawab moral.
*Dalam perspektif transparansi demokrasi modern, seperti dikemukakan oleh Francis Fukuyama dalam Political Order and Political Decay (2014),
negara yang sehat adalah negara yang "tidak takut pada kebenaran administratif."
Pemerintah yang terbuka adalah pemerintah yang berani diperiksa, bahkan oleh rakyatnya sendiri.

Dengan demikian, membuka kebenaran soal ijazah bukan sekadar pembelaan, melainkan bagian dari konsolidasi etika demokrasi.

6. Mengapa Diam Justru Memperburuk Citra

Setiap kali pemerintah atau tokoh publik menolak menjelaskan isu penting, publik akan menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.

Dalam konteks Jokowi, sikap diam justru memperkuat persepsi negatif bahwa ada manipulasi administratif di masa lalu.
Padahal, bisa jadi tidak ada apa-apa. Tetapi ketiadaan klarifikasi resmi membuat dugaan itu tumbuh liar.

Krisis kepercayaan publik bukan hanya soal konten, tapi juga soal komunikasi dan keterbukaan.

Presiden---bahkan mantan presiden---tidak boleh diam dalam situasi yang menggerus legitimasi moral kepemimpinannya.

7. Tanggung Jawab Setelah Kekuasaan Berakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun