Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Lexus RX 300 Mogok Setelah Di isi Pertamax.

25 September 2025   15:06 Diperbarui: 25 September 2025   15:06 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pengawasan di level hilir sering kali menjadi titik lemah. Kasus-kasus serupa sebelumnya pernah muncul---mulai dari mobil mogok usai isi Pertalite hingga motor yang mati mendadak setelah isi Pertamax. Namun, respons resmi biasanya hanya berupa investigasi internal tanpa transparansi hasil.

---

Konsumen Selalu Jadi Korban

Yang paling dirugikan jelas konsumen. Biaya perbaikan mobil premium bisa mencapai puluhan juta rupiah jika kerusakan melibatkan injektor, pompa bensin, atau sensor-sensor elektronik. Ironisnya, konsumen tidak punya mekanisme perlindungan yang jelas. Klaim ke Pertamina atau SPBU nyaris mustahil tanpa bukti laboratorium yang sahih---sementara akses ke pengujian independen pun terbatas.

Tidak heran jika sebagian masyarakat lebih percaya pada SPBU swasta seperti Shell, AKR, atau Total yang dianggap lebih konsisten menjaga mutu produk. Meski harga relatif lebih mahal, kepercayaan konsumen pada kualitas sering kali lebih berharga dibanding selisih rupiah per liter.

---

Transparansi yang Absen

Setiap kali kasus BBM bermasalah muncul, publik hanya disuguhi pernyataan normatif: "Kami sedang melakukan investigasi." Namun, hasil investigasi hampir tidak pernah diumumkan ke publik. Akibatnya, masyarakat tidak pernah tahu apakah benar ada masalah pada kualitas BBM, ataukah semua dianggap hanya masalah kendaraan pribadi.

Minimnya transparansi ini menimbulkan persepsi bahwa kontrol mutu Pertamina lemah. Padahal, sebagai BUMN energi yang menguasai mayoritas pasar BBM di Indonesia, kepercayaan publik adalah modal utama. Sekali kepercayaan itu runtuh, akan sulit dipulihkan.

---

Saatnya Audit Independen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun