Ekspansi Tanpa Reformasi: Islam Menjadi Imperium
Di masa Umayyah, wilayah Islam meluas luar biasa---dari Spanyol di barat sampai India di timur. Tapi apa yang terjadi di dalam?
*Struktur pemerintahan meniru Bizantium dan Persia.
*Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi negara.
*Non-Arab (mawali) diperlakukan sebagai kelas dua.
*Pajak (jizyah) tetap dipungut dari Muslim non-Arab.
*Bani Umayyah mengokohkan elit Quraisy sebagai penguasa tunggal.
Ini bukan lagi umat yang setara dalam ukhuwah Islamiyah, melainkan struktur imperium yang Arab-sentris dan eksklusif.
Pelajaran: Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam tergelincir menjadi proyek hegemoni etnis.
Pemberontakan, Ketidakadilan, dan Runtuhnya Legitimasi
Ketidakpuasan mulai membuncah:
*Di Persia, kaum mawali memberontak atas diskriminasi.
*Di Hijaz, para alim dan keturunan Nabi merasa terpinggirkan.
*Kaum Khawarij menyebar sebagai oposan teologis-politis.
*Kaum Syiah lahir dari kekecewaan atas perlakuan terhadap Ahlul Bait.
Beberapa pemberontakan besar:
*Abdullah bin Zubair mendirikan kekhalifahan tandingan di Mekah (683--692 M).
*Revolusi Abbasiyah (750 M), didukung oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib dan kaum mawali, menjatuhkan Umayyah secara brutal.
Hanya satu cabang Umayyah yang selamat dan mendirikan kekuasaan di Andalusia (Spanyol).
Pelajaran: Ketidakadilan internal jauh lebih mematikan daripada serangan eksternal. Ketika keadilan digantikan diskriminasi, kekuasaan runtuh dari dalam.
Infiltrasi dan Kemunafikan Politik
Dinasti Umayyah sarat dengan infiltrasi:
*Pejabat yang mencari posisi lewat ghuluw (ekstremisme) agama.
*Para ulama bayaran yang melegitimasi tirani demi kenyamanan.
*Lahirnya "politik mimbar" untuk menyerang lawan lewat khutbah Jumat.