Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinasti Umayyah: Ketika Kekuasaan Menjadi Warisan dan Islam Menjadi Imperium

26 Juli 2025   15:46 Diperbarui: 26 Juli 2025   15:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspansi Tanpa Reformasi: Islam Menjadi Imperium

Di masa Umayyah, wilayah Islam meluas luar biasa---dari Spanyol di barat sampai India di timur. Tapi apa yang terjadi di dalam?
*Struktur pemerintahan meniru Bizantium dan Persia.
*Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi negara.
*Non-Arab (mawali) diperlakukan sebagai kelas dua.
*Pajak (jizyah) tetap dipungut dari Muslim non-Arab.
*Bani Umayyah mengokohkan elit Quraisy sebagai penguasa tunggal.

Ini bukan lagi umat yang setara dalam ukhuwah Islamiyah, melainkan struktur imperium yang Arab-sentris dan eksklusif.

Pelajaran: Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam tergelincir menjadi proyek hegemoni etnis.

Pemberontakan, Ketidakadilan, dan Runtuhnya Legitimasi

Ketidakpuasan mulai membuncah:
*Di Persia, kaum mawali memberontak atas diskriminasi.
*Di Hijaz, para alim dan keturunan Nabi merasa terpinggirkan.
*Kaum Khawarij menyebar sebagai oposan teologis-politis.
*Kaum Syiah lahir dari kekecewaan atas perlakuan terhadap Ahlul Bait.

Beberapa pemberontakan besar:
*Abdullah bin Zubair mendirikan kekhalifahan tandingan di Mekah (683--692 M).
*Revolusi Abbasiyah (750 M), didukung oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib dan kaum mawali, menjatuhkan Umayyah secara brutal.

Hanya satu cabang Umayyah yang selamat dan mendirikan kekuasaan di Andalusia (Spanyol).

Pelajaran: Ketidakadilan internal jauh lebih mematikan daripada serangan eksternal. Ketika keadilan digantikan diskriminasi, kekuasaan runtuh dari dalam.

Infiltrasi dan Kemunafikan Politik

Dinasti Umayyah sarat dengan infiltrasi:
*Pejabat yang mencari posisi lewat ghuluw (ekstremisme) agama.
*Para ulama bayaran yang melegitimasi tirani demi kenyamanan.
*Lahirnya "politik mimbar" untuk menyerang lawan lewat khutbah Jumat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun