Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Reverse Engineering di Negeri Berdaulat:Mimpi atau Jalan Sunyi Menuju Kemandirian Alutsista?

22 Juli 2025   16:50 Diperbarui: 22 Juli 2025   16:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

"Reverse Engineering di Negeri Berdaulat: Mimpi atau Jalan Sunyi Menuju Kemandirian Alutsista?"

"Mengapa kita harus beli tank bekas dari Eropa, ketika anak-anak bangsa bisa membongkar, meniru, dan bahkan menciptakan yang lebih hebat?"
-- Pertanyaan yang kerap terdengar nyaring di seminar pertahanan, lalu hilang ditelan laporan anggaran.

Babak Satu: Negeri Konsumen Alutsista

Indonesia, negeri 17 ribu pulau dengan sejarah perlawanan berdarah, hari ini ironisnya justru bergantung pada alutsista buatan negara yang dulu menjajah atau menjajah tetangganya. Kita beli pesawat dari AS, kapal dari Korea, dan panser dari Prancis. Semua hebat... sampai suku cadangnya embargo.

Alih-alih membangun sistem pertahanan berbasis ilmu dan kemandirian, kita lebih suka mengimpor kebanggaan, lalu menyematkan plakat "made in luar negeri" dengan bangga dalam upacara kenegaraan.

Babak Dua: Apa Itu Reverse Engineering?

Reverse engineering adalah seni membongkar teknologi untuk dipelajari dan ditiru---seperti anak kecil yang mengupas mainan, bukan untuk merusak, tapi untuk tahu cara kerjanya.

Di bidang pertahanan, ini artinya:
*Membongkar jet musuh yang jatuh.
*Meniru sistem radar negara lain.
*Menciptakan rudal sendiri dari cetak biru yang dibongkar diam-diam.

Cina melakukannya. Iran melakukannya. Bahkan Israel yang katanya "beradab" pun lahir dari reverse engineering senjata-senjata Eropa.

Babak Tiga: Apa Bisa Indonesia?

Jawaban cepat: Bisa.
Jawaban panjang: Belum tentu.

Apa yang Sudah Kita Punya?

InstitusiKemampuan
PT PindadProduksi panser Anoa, senapan SS-2 hasil modifikasi FN FNC.
PT DIMampu produksi dan desain ulang pesawat CN-235, N-219.
PT PALKapal perang, modifikasi kapal selam dengan Korea Selatan.
BRIN & Lembaga RisetKemampuan analisis material, radar, elektronika.

Apa yang Masih Kurang?
*Political will jangka panjang.
*Investasi R&D berkelanjutan.
*Keberanian melawan tekanan negara pemasok.
*Proteksi geopolitik terhadap risiko embargo.

Babak Empat: Negara Lain Bisa Kok!

Iran
*Reverse engineer drone siluman AS RQ-170.
*Lahirkan drone Shahed yang kini ditakuti di Ukraina.

Cina
*Jet tempur J-7, J-11, J-20 hasil reverse engineering Soviet dan Barat.
*Tak malu membongkar produk asing, lalu bikin lebih hebat.

Korea Utara
*Rudal balistik buatan sendiri berbasis Soviet, namun kini melampaui prediksi barat.

Dan Indonesia?
*Beli fregat dari Belanda.
*Beli rudal dari Korea.
*Beli tank dari Jerman.

Tidak ada yang salah dengan membeli. Tapi menggantungkan diri adalah kesalahan strategis.

Babak Lima: Perjanjian Anti-Rekayasa?

Sebagian perjanjian alutsista---dari Barat terutama---secara eksplisit melarang reverse engineering. Ini artinya: beli boleh, bongkar jangan.

Ini cara halus menekan kedaulatan teknologi negara berkembang.

Babak Enam: Jalan Keluar
1.Perkuat Riset dan SDM Militer Teknologi
*Biarkan ilmuwan dan teknokrat bukan hanya jadi penonton pameran alutsista.
2.Kerja Sama Selatan-Selatan
*Bangun kolaborasi strategis dengan Iran, Cina, dan Rusia yang bersedia berbagi.
3.Legalisasi Reverse Engineering untuk Pertahanan Nasional
*Ubah UU untuk melindungi dan mendanai reverse engineering sebagai strategi pertahanan.
4.Bangun Lembaga Rekayasa Terbalik Nasional
*Di bawah komando langsung presiden, bukan hanya birokrat atau pengadaan.

Penutup: Kedaulatan Tidak Bisa Disewa

Kita tidak akan menjadi bangsa mandiri selama masih menyewa keamanan.
Reverse engineering bukan hanya soal teknologi, tapi keberanian politik dan kecintaan terhadap kedaulatan.

Indonesia punya anak bangsa yang mampu membongkar drone, menciptakan radar, hingga membuat sistem AI tempur. Tapi tanpa dukungan negara, mereka akan terus menjadi teknokrat yang dijadikan penonton parade.

Referensi:
1.GlobalSecurity.org: Iran's Drone Capabilities
2.DefenseNews.com: Chinese Reverse Engineering of Military Tech
3.Kompas.com: PT Pindad dan Kemampuan Industri Strategis Nasional
4.The Diplomat: Technology Transfer and Reverse Engineering in Asia
5.BPKP.go.id: Evaluasi Alutsista dan Tantangan Transfer Teknologi

Disclaimer:

Artikel ini adalah opini berbasis data dan referensi terbuka. Tidak mewakili institusi atau afiliasi resmi manapun. Tujuannya untuk mendorong diskusi strategis demi kedaulatan nasional.

Tagar:

#ReverseEngineering #KemandirianAlutsista #IndonesiaBerdaulat #TeknologiPertahanan #GeopolitikAsia #PolitikMiliter #IndustriStrategis #BRIN #PTPindad #IndonesiaBisa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun