Ini bukan kebetulan. Ini adalah pola. Dalam kapitalisme finansial, krisis adalah peluang---setidaknya bagi mereka yang mengendalikan sistem.
Siapa yang Rugi? Bukan Jamie Dimon.
Yang terpukul oleh krisis pasar obligasi justru:
*Dana pensiun publik yang memegang obligasi jangka panjang.
*Pemerintah daerah, yang pendanaannya tergantung pada yield rendah.
*Negara berkembang, karena suku bunga tinggi AS mendorong capital flight dan depresiasi mata uang mereka (World Bank, 2023).
*Rakyat biasa, yang menghadapi kredit mahal, harga bahan pokok tinggi, dan upah stagnan.
Mengapa Bank Tidak Panik Saat Dunia Terbakar?
Sebab krisis menciptakan peluang konsolidasi dan kontrol.
Menurut Institute for Policy Studies, hanya dalam 3 tahun pasca-Covid, 5 besar bank di AS mencatatkan kenaikan aset sebesar $1,5 triliun. Sementara itu, 200.000 bisnis kecil tutup permanen selama pandemi (Brookings Institution, 2022).
Inilah mengapa Jamie Dimon tidak panik. Dia tahu, badai yang memporak-porandakan kapal kecil akan memperbesar dominasi kapal induk JPMorgan.
BRICS dan Jalan Alternatif: Melawan Monopoli Finansial AS
Beberapa negara mulai melawan dominasi pasar dolar dan sistem keuangan AS yang merusak.
Kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) tengah mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antaranggota serta mendirikan Bank Pembangunan BRICS yang independen dari IMF dan World Bank (BRICS Summit, 2023).
Langkah ini mencerminkan kegerahan global terhadap model krisis yang hanya memperkaya segelintir elite keuangan.
Penutup: Saatnya Menyadari Bahwa Krisis Itu Didesain