Mohon tunggu...
Dayat RM
Dayat RM Mohon Tunggu... Kompasianer

Masih pemula meskipun daftar di kompasiana sudah lama

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hobi Ternak Ayam Bangkok dan Tambahan Cuan

27 April 2025   20:28 Diperbarui: 8 Mei 2025   01:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi dari Dayat rm (https://www.kompasiana.com/romlihidayat9547)

Perlahan kekhawatiran itu hilang, tidak hanya terfokus pada pencapaian tapi lebih ke menikmati prosesnya sembil berjalan. 

Sepulang kerja atau di hari libur, waktu luang yang saya miliki digunakan untuk belajar tentang ayam Bankok agar memiliki tubuh yang proporsional dan mendapatkan untung yang maksimal.

Pesimis Defensif

Sempat gundah, pilihan saat ini adalah suatu bentuk putus-asa atau pesimis. Tapi kalau dipikir-pikir lagi sepertinya bukan keduanya. Saya sebut sikap inil adalah bentuk dari pesimif defensif. Memikirkan hal terburuk guna mendapatkan hasil yang lebih baik. 

Tentu, maksud "lebih baik" disini bukan lah hasil yang lebih banyak, melainkan mental yang lebih baik. Terkadang kesibukan pekerjaan membuat saya jenuh. Hobi menjadi salah satu jalan keluar dari kejenuhan. Ketika melihat ayam tumbuh besar dan gagah, makan dengan lahap dan berkokok dengan lantang adalah hal yang menyenangkan.

Mungkin seperti seorang yang hobi memancing, menunggu umpan dimakan dan Strike adalah puncang kegembiaraan.

Takutnya, setelah berfikir untuk terjun dalam dunia bisnis peternakan,  karir yang sedang saya bangun dan profesionalitas yang ingin saya capai, kalah hanya dengan ambisi yang belum saya ketahui. Hasilnya, kehilangan pekerjaan dan bertambah pikiran karena mendalami dunia yang belum sepenuhnya menghasilkan.

Untuk itu, sikap pesimis disini adalah hambatan yang saya bentuk untuk mengurangi fantasi liar tentang kesuksesan dalam dunia peternakan. 

Menata Ruang

Setelah memutuskan untuk fokus menjalani keseharian saya sebagai pekerja atau pegawai. Hasrat untuk berternak ayam dengan iming-iming 10 juta perbulan sedikit berkurang. Namun, seperti yang sebelumnya  sudah saya jelaskan "dengan sudut pandang berbeda.

Pagi sebelum bekerja, saya sempatkan untuk membuat kopi dan mengamati ayam .

Perlahan-lahan, terlintas pikiran bahwa kandang yang selama ini saya buat sepertinya kurang nyaman untuk ayam. karena terlalu kecil, akhirnya tergerak untuk membuat kandang baru yang lebih besar.Setiap Hari sebelum kerja selalu terpikirkan hal baru.

Hari berikutnya terpikirkan bahwa pakan yang saya berikan sepertinya nilai nutrisinya kurang, karena komposisinya hanya bekatul dan sisa makanan (terkadang dari tetangga). Kemudian, belajarlah cara membuat pakan alternatif yang lebih bernutrisi yaitu fermentasi dari ikan blocohan(rejek) yang saya beli dengan harga ekonimis. Ternyata ikan rijek per kilonya lebih murah dibanding bekatul.

Lebaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun