Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Antara Zohri, Mbappe dan Asian Games 2018

21 Juli 2018   07:20 Diperbarui: 21 Juli 2018   07:42 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu Muhammad Zohri dan Kylian Mbappe adalah dua sosok pemuda yang menjadi viral karena prestasi yang diukir pada bulan Juli 2018. Zohri tanpa disangka-sangka oleh siapa pun -bahkan oleh Zohri sendiri- meraih gelar sebagai manusia tercepat di dunia pada kejuaraan Atletik Dunia U-20 di Finlandia pada tanggal 11 Juli 2018. Empat hari kemudian giliran Mbappe yang menyita perhatian publik ketika dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 2018.

Situs bola.com, 18 Juli 2018 mencatat bahwa pemain 19 tahun tersebut menorehkan berbagai prestasi gemilang pada 2018. Bersama Paris Saint-Germain, dia merengkuh tiga trofi juara musim 2017-2018, yakni Ligue 1, Coupe de France, dan Coupe de la Ligue. Tak berhenti sampai di situ, Kylian Mbappe tampil apik di Piala Dunia 2018. Dia mendulang empat gol dan satu assist dari tiga pertandingan bersama timnas Prancis di Piala Dunia.

Berkat kontribusinya di lini serang, Les Blues berhasil meraih trofi juara setelah mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2 dalam laga final, 15 Juni 2018. Penampilan impresif tersebut membuat Mbappe dianugerahi trofi pemain muda terbaik Piala Dunia 2018.

Seperti dilansir detik.com, 25 April 2017, bersama AS Monaco Mbappe bikin 19 gol dan 11 assist dari 35 penampilan yang juga melajukan klubnya itu di puncak Liga Prancis serta semifinal  Liga Champions 2016-2017. Mbappe tercatat sebagai satu di antara pencetak gol termuda. Kala merobek jala Dortmund pada leg kedua, ia menyamai prestasi legenda Real Madrid, Raul Gonzalez. Mbappe mampu mengemas lima gol pada usia 18 tahun dan 120 hari.

Hampir sama dengan Mbappe sebelum berangkat ke Finlandia, Zohri sudah meraih aneka prestasi. Sebut saja di Kejuaraan Nasional Antar PPLP pada November 2017, emas di Kejuaraan Asia Atletik Junior 2018, dan kini di kejuaraan dunia atletik junior. Jika ada orang yang mengatakan bahwa prestasi Zohri adalah sebuah hoki belaka perkataan ini tentu kurang tepat.  Zohri dan Mbappe adalah buah kerja keras pembinaan di level yunior. Bedanya, pola pembinaan yang diterima Mbappe jauh lebih baik daripada Zohri. Fasilitas  olah raga yang dinikmati Mbappe adalah yang terbaik di negeri Menara Eiffel.

Baiq Fazilah (29), kakak Zohri. Seperti dilansir Antara, Jumat 13 Juli 2018,  menjelaskan sang adik sejak kecil biasa berlatih lari tanpa alas kaki. Kebiasaan itu dilatarbelakangi karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu membelikan sepatu lari. Meski demikian, latihan ini malah membuat kaki si adik menjadi kuat dan kokoh. Dia (Lalu Muhammad Zohri) anaknya pendiam dan tidak pernah menuntut ini itu. Bahkan, kalau berlatih tidak pernah pakai alas kaki (sepatu, red), karena tidak punya.

Zohri ternyata juga kerap berlatih lari menyusuri pasir pantai di sekitar rumah mereka di Karang Pansor Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tujuannya untuk memperkuat stamina, kecepatan dan daya pegas saat lari jarak pendek. "Untuk berlatih sendiri, adik saya suka latihan lari di pantai Pelabuhan Bangsal," ungkap sang Kakak.

Menurut Baiq, bakat lari adiknya itu memang sudah terlihat sejak Zohri duduk di bangku SMP. Bahkan, kata dia, guru olahraganya pun sudah memantau bakat adiknya yang selalu memborong gelar juara di setiap lomba yang diikutinya sejak SMP.

Lalu Muhammad Zohri merupakan anak ke empat dari empat bersaudara yakni Baiq Fazilah (29), Lalu Ma`rib (28), Baiq Fujianti (Almh) dan Lalu Muhamad Zohri. Lalu Muhammad Zori lahir di Karang Pansor 1 Juli 2000. Kedua orang tua Lalu Muhammad Zohri, yakni Lalu Ahmad Yani meninggal sekitar tahun 2017 dan Ibunya Saeriah juga sudah meninggal sekitar tahun 2015. Nama Zohri selama ini memang kurang terpantai. 

Pemuda yang belum banyak dikenal orang itu muncul pertama kalinya selama kualifikasi Asian Games pada Februari yang lalu dengan mencatatkan waktu 10,25 detik. Dia kemudian memenangkan Kejuaraan Juniar Asia di Gifu (10.27 detik), sebulan yang lalu hingga akhirnya dijuluki Bocah Ajaib dari Lombok.

foto: republika
foto: republika
Masa kecil Mbappe jauh lebih baik daripada Zohri. Kemampuan Mbappe ternyata sudah terlihat dan terasah sejak kecil, seperti dilansir BolaSport.com dari BBC. Meski kini bermain bersama Paris Saint German (PSG),  Mbappe mulai dikenal saat membela AS Monaco. Sebelum bergabung dengan akademi AS Monaco, Mbappe muda ditempa di salah satu klub kecil asal Prancis AS Bondy.

Di klub tersebut, ayah Mbappe, Wilfried, menjadi salah satu Direktur Olahraga. Presiden klub kasta ke-10 Liga Prancis tersebut, Atmane Airouche, menyebut Mbappe terlahir untuk sepak bola."Anda bisa mengatakan Kylian lahir di klub ini. Dia masih bayi saat ayahnya menjadi pemain sekaligus pelatih. Dia selalu di sini dan belajar tentang sepak bola meski masih balita," ujar Atmane.

Mbappe sukses berkiprah di level yunior maupun senior. Bersama Timnas U-19 Prancis meraih Juara Piala Eropa U-19 di Wirsol Rhein-Neckar-Arena, Sinsheim, Jerman pada tanggal 24 Juli 2016. Pernah gagal bersama Timnas Prancis senior ketika dikalahkan Cristiano Ronaldo dkk dari Portugal 1 -- 0 dalam Final Piala Eropa 2016 yang ironisnya digelar di negeri sendiri. Kini, Mbappe telah membayar kekalahan ini dengan mengantar Prancis  meraih gelar ke-2 di Piala Dunia.

Bisakah Zohri mengikuti jejak Mbappe ini? Hal ini masih menjadi perdebatan. Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Bob Hasan seperti diberitakan suara.com, 19 Juli 2018  mengatakan belum bisa memutuskan apakah juara dunia lari 100 meter U-20, Lalu Muhammad Zohri bakal diturunkan untuk Asian Games 2018.  Usia Zohri yang masih 18 tahun menjadi alasan PB PASI mempertimbangkan hal ini.

Hal ini tentunya kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya dari Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung, yang menyebut Zohri bakal turun di Asian Games nanti. Tidak hanya di nomor lari 100 meter, pelari belia asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu juga akan ikut serta di nomor estafet putra 4 x 100 meter.

Namun, sekali lagi Bob Hasan belum bisa memastikan apakah Zohri bisa unjuk gigi di Asian Games 2018. Ia mengaku akan lebih dahulu melakukan komunikasi dengan beberapa pihak terkait hal ini. Jika dipaksakan turun, level lawan-lawan yang akan dihadapi Zohri di Asian Games nanti memang bakal lebih kuat. Selain umur yang sudah matang, para lawannya juga jauh lebih unggul dari segi pengalaman. Hal ini tentunya jadi pertimbangan bagi PB PASI.

Menurut saya lebih baik Zohri tetap diturunkan di Asian Games 2018 dengan tujuan untuk mencari pengalaman. Jangan terlalu dibebani dengan target yang muluk-muluk. Pendampingan oleh para senior seperti yang diterima oleh Mbappe perlu terus dilakukan. Mbappe semakin matang ketika ditemani Neymar dan Cavani di PSG serta lebih percaya diri di timnas Prancis karena didukung oleh Oliver Giroud, Griezman dan Pogba yang lebih senior.

Bagaimana menurut Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun