Mohon tunggu...
Romanus Remigius CCH
Romanus Remigius CCH Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi Hipnoterapis Klinis

Seorang praktisi Hipnoterapi Klinis, lulusan Adi W Gunawan Institite of Mind Technology, pernah berkecimpung dalam dunia pendidikan lebih dari 18 tahun, memilih menjadi Mind Navigator agar semakin banyak orang mencapai hidup yang lebih sehat, sukses dan bahagia dalam berbagai aspek dan level kehidupannya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ketagihan Mencuri Uang, Gara-gara Ini Saat Lahir

22 Mei 2018   12:35 Diperbarui: 22 Mei 2018   12:58 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nurulsyazwani2992.blogspot.com

"Sambil terisak-isak, anak saya meminta maaf kepada guru kelasnya", papar seorang ibu saat sesi wawancara di ruang terapi saya. "Tapi hanya sebatas di mulut saja. Setelah itu ia akan mengulangi lagi kebiasaan mencurinya". Sambil berlinang air mata Ibu Densi, sebut saja begitu namanya, mengutarakan kepedihan hatinya atas ulah anak putri sulungnya. Baginya, perbuatan anaknya merupakan aib besar bagi keluarga.

Tika, bukan nama sebenarnya, sering mencuri uang. Awalnya di rumah dan dalam jumlah yang kecil. Tapi lama-kelamaan, perilaku yang dikenal dengan istilah kleptomania ini, dilakukan juga di sekolah. Bahkan dalam jumlah uang yang jauh lebih banyak lagi. Guru kelas telah beberapa kali memanggil orangtuanya. Bahkan sampai kepala sekolah pun turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Setiap kali Tika mengambil uang dari kas kelas atau tas teman-temannya, guru kelas dan pihak sekolah dengan sigap segera menyelesaikan masalah ini. Orangtua dipanggil untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini.  Dengan harapan Tika segera dapat menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulangi lagi.

Yang mengherankan adalah ketika Tika mengambil uang dan diketahui oleh teman atau gurunya, ia sangat menyesal atas perbuatannya. Ia meminta maaf kepada guru dan teman-temannya. Bahkan ia sampai menangis bombay. Itu sebagai ungkapan rasa sesalnya.Tika juga sungguh-sungguh berjanji untuk tidak mengulangi lagi kebiasaannya.

Sesuai prosedur di sekolah, Tika mendapatkan pembinaan disertai peringatan lisan dan disusul peringatan tertulis. Bahkan akhirnya Tika pun harus menandatangani surat perjanjian untuk menerima akibatnya yang lebih berat bila masih melakukan hal yang sama. Ia dengan sadar, tahu dan mau mengikuti semua prosedur, termasuk bersedia  menandatangani surat perjanjian.

Tapi aneh bin ajaib. Setelah lewat beberapa hari, Tika mencuri lagi. Dan ini terus terjadi, berulang-ulang. Entah sudah berapa kali ia terjerumus dalam hal yang sama. Tobat sesaat lalu kumat lagi. Rasa sesal dan kesadaran untuk berubah seperti terlihat sebelumnya seakan sirna ditelan bumi. Ia seakan lupa sama sekali kalau pernah berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi. Tika seolah-olah menjadi anak yang berbeda sama sekali. Ia sepertinya sama sekali tidak tahu kalau sudah menyesal dan menandatangani surat perjanjian untuk ke sekian kalinya.

Pihak sekolah sudah kewalahan. Pasalnya anak-anak di kelas merasa sangat tidak nyaman dengan keberadaan Tika. Semua murid di kelas Tika, bahkan hampir satu sekolah sudah tahu kalau Tika itu anak yang suka mencuri uang. Jadi bila ada yang kehilangan uang, pasti tuduhan tertuju pada Tika. Orangtua murid pun mulai resah, mendengar kabar dari anak-anaknya. Pihak sekolah berusaha menenangkan situasi dan sambil terus mencari solusi terbaik, meskipun sudah sangat banyak solusi yang telah diusahakan. Tinggal solusi pamungkas yang terakhir, Tika dikeluarkan dari sekolah!

Kedua orangtua benar-benar terpukul dengan ulah Tika selama ini. Perasaan malu, kecewa, menyesal, marah, jengkel, dan seribu satu perasaan lainnya bercampur aduk tak menentu. Bergulung-gulung bagai ombak. Belum lagi kalau Tika sampai dikeluarkan dari sekolah. Dunia seakan runtuh. Masa depan Tika benar-benar suram, bahkan gelap gulita. Kabut gelap menyelimuti hati dan jiwa kedua orangtuanya. Semua jalan keluar atas masalah ini seakan buntu.

"Apakah hipnoterapi bisa membantu mengatasi masalah anak saya, Pak?" Tanya bu Densi kepada saya, pada suatu kesempatan seminar. Sebenarnya cuma iseng saja saat bertanya, karena bu Densi mengira kalau masalah ketagihan mencuri itu tidak bisa diatasi dengan hipnoterapi. Belum pernah terdengar masalah kleptomania dapat disembuhkan dengan hipnoterapi. Yang ia tahu, hanya masalah emosi dan pikiran yang dapat diatasi dengan hipnoterapi.

Betapa terkejut dan histeris gembiranya bu Densi saat mendengar jawaban saya. Saya menjelaskan sekilas bahwa hipnoterapi dapat juga mengatasi masalah kleptomania. Tak mau kehilangan kesempatan emas, bu Densi langsung meminta jadwal untuk bertemu saya di klinik. Waktu pertemuan pun disepakati. Tampak ada secercah harapan, ada cahaya kecil di ufuk timur, mungkin mentari pagi segera bersinar lagi.

Akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Bu Densi bersama suami dan anaknya berjumpa dengan saya di klinik sesuai waktu yang telah disepakati. Dalam sesi wawancara saya menggali informasi lebih dalam dan akurat seputar masalah kleptomania yang diderita Tika. Saya juga menjelaskan beberapa hal penting seputar hipnoterapi.

Setelah informasi yang diperoleh dianggap cukup memadai, saya melanjutkan ke bagian proses terapi. Melalui induksi untuk membawa Tika masuk ke kedalaman pikiran profound somnambulism, saya membimbing Tika, tepatnya, pikiran bawah sadar Tika untuk menemukan akar penyebab masalah yang disandangnya. Dengan teknik khusus saya memperoleh informasi penting mengenai momen ini dalam memori pikiran bawah sadar Tika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun