Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

AE OKA, Kau Tak Secantik Dulu

26 Oktober 2012   02:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:23 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua tidak memakan waktu lama. Dari kota Ende hanya membutuhkan waktu 30 menit dengan kecepatan standar. Jarak hanya 33km mengikuti jalur Ende – Maumere. Itulah Ae Oka, letaknya sekitar 1km arah Utara dari pasar tradisional Detusoko -mengikuti arah Maurole. Ae Oka adalah sebuah tempat pemandian air panas mengandung belerang. Zat belerang yang tinggi dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit kulit.

Pagi itu, Minggu 14 Oktober 2012, saya mengunjungi Ae Oka sekedar melepaskan penat yang membunuhku selama seminggu sambil menyaksikan pemandangan dan segarnya udara pagi sepanjang perjalanan. Ketika hawa dingin Detusoko mulai menusuk – nusuk kulit ari, nafsu ‘tuk segera bercengkerama dengan air panas Ae Oka semakin memburu.

Betapa kaget dan heran. Tempat pemandian air panas Ae Oka tidak secantik dulu, setahun yang lalu, ketika saya menginjakkan kembali kaki di Ende, Flores – NTT. Nafsu yang memburu seketika redup. Mata menatap pilu ke atas gerbang masuk. Hati hanya bisa mendendangkan keprihatinan dan turut berduka yang mendalam.

[caption id="attachment_220017" align="aligncenter" width="640" caption="Gerbang masuk Tempat Pemandian Air Panas AE OKA yang sudah roboh"][/caption]

Dalam hati kecil saya bertanya, siapa yang mesti bertanggung jawab dengan kecantikan kolam pemandian air panas ini? Swasta, pemerintah atau saya yang pagi ini berkunjung di sini?

[caption id="attachment_220020" align="aligncenter" width="640" caption="Tampak Gerbang dari dalam (dok.Roman)"]

13512167672060191970
13512167672060191970
[/caption] Pengunjung tidak seramai dulu. Biasanya ketika hari minggu banyak pengunjung dari kota Ende menghangatkan tubuh di kolam ini. Tapi pagi ini tidak demikian. Hanya tidak lebih dari lima orang anak muda usia belasan tahun. Mereka bersuka-ria sambil berenang. Beberapa yang lain bersiul – siul dengan irama lagu pop Ende yang pernah saya dengar, tapi judul saya lupa.

[caption id="attachment_220021" align="aligncenter" width="640" caption="Beberapa Pengunjung Mandi (dok.Roman)"]

13512169991608496071
13512169991608496071
[/caption] Saya mengurungkan niat untuk mandi terlebih dahulu. Waktu digunakan untuk menyisir lokasi sekedar untuk mengolah TKP (Tempat Keprihatian Pribadi).

[caption id="attachment_220022" align="aligncenter" width="640" caption="Tangga Masuk Terlihat Tak Terawat (dok. Roman)"]

13512172231099757650
13512172231099757650
[/caption] Sangat tampak taman – taman yang tak terawat lagi. Rumput – rumput liar mulai melumat betis – betis setiap orang yang lewat.

[caption id="attachment_220023" align="aligncenter" width="640" caption="Bekas Taman dan Kolam Ikan seperti hutan (dok.Roman)"]

13512174761000765822
13512174761000765822
[/caption] Pagar tembok masih terlihat kokoh seakan menutupi onak duri dalam tempat pemandian ini. Dulu ada kolam ikannya juga, tapi sudah diselimuti rumput.

[caption id="attachment_220024" align="aligncenter" width="640" caption="Kolam Tempat mandi yang penuh lumut (dok.Roman)"]

1351217656985954524
1351217656985954524
[/caption] [caption id="attachment_220025" align="aligncenter" width="640" caption="Bak tampung Air Panas sebelum dialirkan ke kolam mandi (Dok.Roman)"]
13512178762123563906
13512178762123563906
[/caption] Tempat penampungan air panas sebelum dialirkan ke kolam pun tak terawat. Tampak rumput – rumput mulai menggerogoti.

[caption id="attachment_220026" align="aligncenter" width="640" caption="Plafon teras kamar mandi dan ruang ganti (dok.Roman)"]

1351218043771547229
1351218043771547229
[/caption] Langkah saya sampai di teras kamar mandi dan tempat ganti. Mata tertuju pada plafon triples yang siap sedia jatuh.

[caption id="attachment_220027" align="aligncenter" width="640" caption="Plafon ruang ganti (dok.Roman)"]

1351218111263387134
1351218111263387134
[/caption] Dengan terburu – buru saya masuk ke kamar mandi. Takut. “Kepala bisa benjol nih kalo dia jatuh?” keluhku.

[caption id="attachment_220028" align="aligncenter" width="640" caption="Bak dan kamar mandi (dok.Roman)"]

13512181881491283667
13512181881491283667
[/caption] Tidak terlalu merasa aneh dengan pemandangan seperti ini. Sudah saya duga. Kamar mandi dan baknya pun tidak pernah dibasahi air apalagi menampung air. Mungkin hanya dibasahi air kencing setiap pengunjung. Sebab aroma tak sedap dan amis terasa sangat memuakkan.

[caption id="attachment_220029" align="aligncenter" width="640" caption="Toilet jorok dan amis (dok.Roman)"]

1351218270448810329
1351218270448810329
[/caption] Toiletnya pun tidak kalah baunya. Cepat – cepat saya keluar lagi dan mengakhir lokalisir tadi.

[caption id="attachment_220030" align="aligncenter" width="640" caption="Penulis mandi dengan perasaan prihatin (dok.Roman)"]

135121836573150635
135121836573150635
[/caption] Dingin yang mencumbu kulit seakan sirna. Tapi kupaksakan mandi dengan menyisahkan keprihatinan.

Setelah mandi dan mengganti pakaiansaya segera ke loket karcis. Naas benar. Niat untuk memberikan sedikit rezeki sebagai retribusi dan pemeliharaan gagal. Loket kosong dan rumah penjaga bak rumah hantu.

[caption id="attachment_220031" align="aligncenter" width="640" caption="Loket karcis dan rumah penjaga bak rumah hantu (dok.Roman)"]

13512185111299492474
13512185111299492474
[/caption] Akhirnya saya memutuskan pulang. “Kalo begitu, mandi gratis gratis di sini?” pekikku dalam hati sambil membidikkan kamera pada jalan setapak itu.

[caption id="attachment_220032" align="aligncenter" width="640" caption="Setapak kecil dalam area pemandian (dok.Roman)"]

1351218611284296423
1351218611284296423
[/caption] Laju sepeda motorku berhenti. Sepertinya, Ingin sejenak menarik nafas pada sebuah pondok. Persis sekitar 10km sebelum masuk kota Ende. Menu khas ala orang Ende segera dinikmati dengan lahap.

[caption id="attachment_220033" align="aligncenter" width="640" caption="Jagung muda rebus dan lombok campur garam (dok.Roman)"]

13512187101365827263
13512187101365827263
[/caption] Jagung muda rebus adalah kesukaan saya. Tak lupa ditemani lombok campun garam dan tuak putih yang rasanya sedikit pahit tapi menghanyatkan tubuh.

[caption id="attachment_220034" align="aligncenter" width="640" caption="Empat botol tuak putih (dok.Roman)"]

1351218844800388390
1351218844800388390
[/caption] Nampak ke-4 botol jenis berbeda itu berisi tuak putih (moke bhara = bah. Ende).

1351218925548108958
1351218925548108958
Penulis sangat rakus makan jagung muda rebus (dok.Roman)

Dengan demikian, cerita kekecewaan dengan kolam pemandian air panas Ae Oka, Detusoko berakhir kenyang (senang) di pondok jagung rebus dan tuak putih. Walau sesak dalam hati masih terasa, sampai kapan Ae Oka kembali cantik. “Kau tak secantik dulu?” resahku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun