Perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua tidak memakan waktu lama. Dari kota Ende hanya membutuhkan waktu 30 menit dengan kecepatan standar. Jarak hanya 33km mengikuti jalur Ende – Maumere. Itulah Ae Oka, letaknya sekitar 1km arah Utara dari pasar tradisional Detusoko -mengikuti arah Maurole. Ae Oka adalah sebuah tempat pemandian air panas mengandung belerang. Zat belerang yang tinggi dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit kulit.
Pagi itu, Minggu 14 Oktober 2012, saya mengunjungi Ae Oka sekedar melepaskan penat yang membunuhku selama seminggu sambil menyaksikan pemandangan dan segarnya udara pagi sepanjang perjalanan. Ketika hawa dingin Detusoko mulai menusuk – nusuk kulit ari, nafsu ‘tuk segera bercengkerama dengan air panas Ae Oka semakin memburu.
Betapa kaget dan heran. Tempat pemandian air panas Ae Oka tidak secantik dulu, setahun yang lalu, ketika saya menginjakkan kembali kaki di Ende, Flores – NTT. Nafsu yang memburu seketika redup. Mata menatap pilu ke atas gerbang masuk. Hati hanya bisa mendendangkan keprihatinan dan turut berduka yang mendalam.
[caption id="attachment_220017" align="aligncenter" width="640" caption="Gerbang masuk Tempat Pemandian Air Panas AE OKA yang sudah roboh"][/caption]
Dalam hati kecil saya bertanya, siapa yang mesti bertanggung jawab dengan kecantikan kolam pemandian air panas ini? Swasta, pemerintah atau saya yang pagi ini berkunjung di sini?
[caption id="attachment_220020" align="aligncenter" width="640" caption="Tampak Gerbang dari dalam (dok.Roman)"]

[caption id="attachment_220021" align="aligncenter" width="640" caption="Beberapa Pengunjung Mandi (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220022" align="aligncenter" width="640" caption="Tangga Masuk Terlihat Tak Terawat (dok. Roman)"]
[caption id="attachment_220023" align="aligncenter" width="640" caption="Bekas Taman dan Kolam Ikan seperti hutan (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220024" align="aligncenter" width="640" caption="Kolam Tempat mandi yang penuh lumut (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220026" align="aligncenter" width="640" caption="Plafon teras kamar mandi dan ruang ganti (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220027" align="aligncenter" width="640" caption="Plafon ruang ganti (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220028" align="aligncenter" width="640" caption="Bak dan kamar mandi (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220029" align="aligncenter" width="640" caption="Toilet jorok dan amis (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220030" align="aligncenter" width="640" caption="Penulis mandi dengan perasaan prihatin (dok.Roman)"]
Setelah mandi dan mengganti pakaiansaya segera ke loket karcis. Naas benar. Niat untuk memberikan sedikit rezeki sebagai retribusi dan pemeliharaan gagal. Loket kosong dan rumah penjaga bak rumah hantu.
[caption id="attachment_220031" align="aligncenter" width="640" caption="Loket karcis dan rumah penjaga bak rumah hantu (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220032" align="aligncenter" width="640" caption="Setapak kecil dalam area pemandian (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220033" align="aligncenter" width="640" caption="Jagung muda rebus dan lombok campur garam (dok.Roman)"]
[caption id="attachment_220034" align="aligncenter" width="640" caption="Empat botol tuak putih (dok.Roman)"]

Dengan demikian, cerita kekecewaan dengan kolam pemandian air panas Ae Oka, Detusoko berakhir kenyang (senang) di pondok jagung rebus dan tuak putih. Walau sesak dalam hati masih terasa, sampai kapan Ae Oka kembali cantik. “Kau tak secantik dulu?” resahku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI