
Klenteng Kyai Juru Mudi: Berisi makam Wang Jing Hong (Kyai Juru Mudi), tempat yang sering diziarahi oleh mereka yang memohon berkah, terutama kesuksesan dalam berbisnis.
Klenteng Dewa Bumi (Tho Tee Kong): Tempat ibadah untuk bersyukur atas rahmat kekayaan dan kesuburan bumi.
Klenteng Kyai Jangkar: Konon, di lokasi ini disimpan jangkar kapal Cheng Ho.
Klenteng Kyai & Nyai Tumpeng: Tempat untuk memohon berkah dan menempa diri secara spiritual.
Sam Poo Kong sebagai Simbol Toleransi
Meskipun secara fungsi Sam Poo Kong adalah tempat ibadah bagi umat Tridharma (Konghucu, Taoisme, dan Buddhisme) untuk menghormati leluhur dan tokoh dewa yang didewakan, keberadaannya menyimpan nilai toleransi yang mendalam.
Laksamana Cheng Ho sendiri adalah seorang Muslim yang berlayar dengan misi persahabatan, bukan penaklukan. Penghormatan yang diberikan oleh masyarakat Tionghoa dan Jawa kepadanya melampaui batas-batas agama. Banyak masyarakat, dari berbagai latar belakang keyakinan, datang ke Sam Poo Kong untuk berziarah atau sekadar berwisata, menjadikannya bukti nyata bahwa pluralitas budaya dan kepercayaan dapat hidup berdampingan di Semarang.
Setiap tahun, perayaan Festival Cheng Ho yang menampilkan arak-arakan patung dari Klenteng Tay Kak Sie ke Sam Poo Kong menjadi agenda budaya yang selalu dinantikan, merayakan sejarah persahabatan dua bangsa yang telah terjalin selama berabad-abad. Sam Poo Kong, dengan keindahan arsitektur dan kekayaan sejarahnya, adalah warisan yang tak ternilai bagi Indonesia.
Wawancara :