Mohon tunggu...
romadhona diah
romadhona diah Mohon Tunggu... Guru - pencinta alam

Menulis itu bagaikan mengukir pada batu prasasti versi soft file.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guruku

23 November 2020   21:38 Diperbarui: 23 November 2020   21:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Guruku, beliau  yang ada dalam hening  dari dunia nyata.

Yang harus siap beradaptasi  putar haluan mengajar dalam jaringan.

Guruku  beliau yang  juga ada  dalam riuhnya suasana di rumah

Beliau yang  masih memakai daster.
Terkadang  tercium bau bawang, bau susu adik, bau sabun, dan bau wanginya masakan.

Yang mengajariku sambil memasak dan mengendong adik

Di sisi lain, guruku sayang  memantauku belajar dari

balik meja kerja dan pakaian dinasnya.

Guruku ada yang kecil yang sama -sama sedang belajar  on line  namun masih sempat mendampingi adiknya  

membantu menjelaskan apa yang tidak kupahami saat belajar.

Guruku sayang terus berjuang dengan sekuat hati berpacu  melawan kemalasan dan 

kengeyelanku saat waktunya  belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun