Mohon tunggu...
Masrokhin
Masrokhin Mohon Tunggu... Dosen - Traveler yang meminati mazhab Geertzian

Memenuhi perintah belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Trip

Trip Dua Tax

26 Maret 2024   08:46 Diperbarui: 26 Maret 2024   08:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Trip 2 Tax bersama FIZ-R


Tebuireng, 06:24

Wilangan, 07:25, titik akhir wilayah kabupaten Nganjuk bagian barat-tengah berbatasan dengan wilayah kabupaten Madiun. Dibatasi sungai dan jembatan yang juga dilintasi rel kereta
.
Di timur sungai ada situs tokoh yang diidentifikasi sebagai Syekh Sulukhi. Konon, legendanya, beliau ahli di sistem keuangan masa itu dan memegang kendali. Eviden-nya, sayang sekali, tidak ditemukan data tahun yang bisa dipedomani sehingga perannya bisa diketahui pada masa tokoh-lain-siapa. Para juru kunci yang, biasanya, tidak pernah mengerti apa itu filsafat sejarah, banyak bercerita dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan masuk dalam kategori di-iyani-saja

Beberapa tahun belakangan joglo bangunan makam dipugar besar-besaran dan masih berlanjut. Belum sempurna, kira-kira begitu. Di sisi utara ada joglo kecil lagi yang biasa digunakan untuk aktifitas-lain bagi para penempuhnya. Semacam riyadhoh, latihan spiritual, atau semacam itu

Bagi traveler yang melintasi wilayah itu, lokasi masjid yang ada cukup layak direkomendasikan untuk di-menggoki, entah untuk sedikit selonjoran atau sekalian istirahat dan sholat, juga menikmati suasana. Kalau tidak masuk ke masjid-dalam, ada juga masjid dan yang ini yang biasa diampiri traveler karena memang ada di pinggir jalan utama. Hanya, jika pada-waktunya, seringkali parkiran tidak bisa memuat kendaraan yang masuk. Masjid Syekh Sulukhi bisa jadi alternatif. Hanya berjarak kurang dari 500 meter, dan hanya mobil dengan dimensi maksimal setara minbus dengan 21 seat

Caruban, 08:37

Ke barat, ada Ki Anom Besari yang bisa disowani. Dari timur, sebelum jalan raya masuk kota Caruban dibelah oleh median jalan, ambil yang ke arah selatan. Sekitar tiga atau empat kilometer. Di sana akan disambut gapura masuk desa dengan identitas wisata religi

Di situs Ki Anom Besari, ada silsilah di papan yang menarik dicermati. Saat ngobrol dengan juru kunci, penjelasan-kononnya selalu mengemuka. Ketika disinggung tokoh di Sewulan Madiun atau di Jetis Ponorogo, cerita meluncur deras. Dan harus diiyain sadja

Bangunan untuk makam Kiai Anom Besari bisa dikunjungi hingga masuk ke dalam meski tampak selalu ditutup. Di sisi utara, sisi kepala pesarean, di dalam ruangan ada peringatan keras larangan melintas di situ. Di luar ruangan, sisi utara, juga dipagar, tanda dilarang melintas. Kalau sudah begitu, jangan terlintas untuk melintas

Kononnya, saat Syekh Sulukhi menjelang wafatnya, berpesan kelak dimakamkan di timur sungai saja, seperti posisi kini, karena di barat sungai akan ada tokoh hebat yang akan bertempat. Yang ditunjuk, kemudian diyakini, adalah Kiai Anom Besari ini

Berada di pemakaman umum desa, di depan balai desa dan rame. Saat berkunjung di hari Jum'at itu, di balai desa sedang ada senam ala-ala ibu-ibu mbak-mbak dengan audio-sistem horeg. Pehhh, mana bisa menyepi di keramaian goyang maumere

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun