Traveling Ke Pulau Sabu NTT
Setelah dua minggu mengamen di kota Kupang ,aku berhasil mengumpulkan duit sekitar 2 juta . Lalu aku memutuskan untuk pergi ke pulau Rote , pagi pagi aku bersiap menuju pelabuhan Tenau.Â
Ternyata kapal yang  menuju pulau Rote sudah berangkat. Aku pun bingung, dan sempat kepikiran untuk balik ke kota kupang. Namun tiba tiba aku melihat truk yang sedang antri, lalu aku tanya bapa sopir, kalau truck nya mau kemana, si bapa bilang mereka mau ke pulau Sabu, tanpa pikir panjang aku pun ngobrol dan negosiasi dengan bapa sopir, agar aku bisa masuk truck nya tujuannya ya agar aku tidak usah bayar tiket penumpang . Karena bapaknya baik aku diijinkan masuk truck ,lumayanlah aku bisa menghemat 100 ribu.Â
Setelah truck masuk kapal, Sekitar jam 1 siang kapal pun berangkat menuju pulau Sabu. Perjalanan sejauh hampir 200 km ini ditempuh selama 14-16 jam. Selama di Kupang aku sering mendengar cerita orang orang tentang ombak yang cukup besar di perairan Laut antara Rote Sabu dan Sumba. Dan beberapa kali terjadi kapal terbawa ombak di perairan Rote.Â
Biasanya angin kencang terjadi antara bulan januari sampai april , dan para mama mama di Kupang malah melarang aku pergi ke Rote, karena bulan bulan januari ombal sangat besar. Siang itu di ruangan karaoke aku pun bernyanyi beberapa lagu, ya untuk membunuh kebosanan.
Ketika aku nyanyi ada seorang nona (wanita) yang ambil videoku ketika nyanyi, lalu kami pun kenalan dan ngobrol tentang pulau Sabu. Si nona ini ternyata bekerja di rumah sakit Sabu sebagai perawat.Â
Setelah banyak ngobrol aku pun meminta tempat rekomendasi untuk dikunjungi di Sabu, si nona ini pun menyarankan aku menuju kalebba maja, sebuah pegunungan yangg warna gunung nya unik.Â
Tak lupa aku meminta no WA nya untuk minta tolong selama di Sabu nanti. Sekitar jam 5 sore aku turun ke lantai dasar kapal tempat parkir kendaraan, aku menyaksikan secara langsung ombak yang sangat besar sekali.Â
Pertengahan malam sekitar jam 11 malam ketika aku sedang tidur tiduran di tempat tidur, terjadi gonjangan yang kuat sekali, aku bahkan sempat cemas, tak berselang lama goncangan pun mereda.Â
Jam 3 dini hari kapal pun sampai di pelabuhan Seba , kabupaten Sabu Raijua. Karena angin sangat kencang butuh 2 jam lebih untuk menunggu kapal untuk membuka jembatan gerbang tempat keluarnya kendaraan. Aku pun akhirnya menginjakkan kaki di pulau yang terkenal akan gula merahnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI