Mohon tunggu...
Roikan
Roikan Mohon Tunggu... Ilustrator - Kartunis yang Belajar Gaya Hidup Ilmiah

Kartunis yang mendalami Antropologi Media dan Budaya Kreatif. Alamat cangkruk warkop ada di https://www.roikansoekartun.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewujudkan Keluarga Sejahtera dan Literatif bersama PKH

1 Maret 2019   22:11 Diperbarui: 1 Maret 2019   22:40 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahannya adalah bagaimana dengan respon masyarakat sendiri?. Ada beberapa keresahan dari penulis terkait pelaksanaan PKH. Pertama, tidak jauh dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) program ini masih disinyalir menimbulkan ketergantungan. Keberadaan tenaga pendamping sebagai pengawas sekaligus fasilitator perlu dilakukan monitoring dan evaluating secara komprehensif. Tidak hanya sekadar menjadi formalitas tapi perlu totalitas.

Kedua, sanksi yang kurang tegas. Sanki berupa penangguhan atau penghentian bansos PKH kepada penerima manfaat yang tidak memenuhi kewajiban. Asumsinya penangguhan atau penghentian bantuan tidak jauh berbeda dengan berhenti membayar tunggakan kredit motor. Motor disita sementara sudah beberapa waktu menggunakan motor tersebut. Hal ini rawan terjadi pada PKH jika kurang pembenahan sanksi yang telah ada.

Untuk itu perlunya kajian ulang terkait sanksi dengan melibatkan tokoh masyarakat/adat dan pelibatan hukum adat jika hukum tersebut masih diberlakukan di daerah itu. Ketiga, tujuan dasar Program Keluarga Harapan (PKH) adalah memutus rantai kemiskinan keluarga Indonesia agar mereka dapat hidup sehat, sejahtera, dan berpendidikan.

Rantai yang terentang dengan kencang dengan didasari oleh nilai yang telah mendarah daging dan mentalitas dalam bentuk ketergantungan, sikap pasrah pada nasib dan kurang orientasi kedepan.  Itulah pentingnya dilakukan pembenahan dalam pola asuh dan pendidikan.

Slogan yang telah melegenda: Rajin Pangkal Pandai, Malas Pangkal Bodoh, perlu diwacanakan pada  anak-anak KPM PKH. Tenaga pendamping PKH perlu dipacu menjadi pejuang literasi melalui pengadaan buku. Tenaga pendamping juga perlu banyak membaca tentang kisah inspiratif, tokoh besar yang bisa bangkit dari keterpurukan. 

Diharapkan dapat menimbulkan ketertarikan dan inisiatif dari anak-anak KPM PKH mengikuti jejak tokoh-tokoh inspiratif tersebut. Pandangan mereka mesti diarahkan jauh kedepan. Wawasan mereka perlu diperluas.

Merujuk pada situs resmi PKH Kemensos terkait prestasi PKH dalam memutus rantai kemiskinan prestasi anak-anak KPM PKH terbatas pada bidang akademik, olahraga, bidik misi dan beasiswa luar negeri serta prestasi di bidang sains. Prestasi dalam dunia literasi juga penting. Anak-anak KPM PKH juga perlu perlu dibimbing dan diinisiasi untuk menjadi pejuang literasi.

Pengadaan buku, perpustakaan keliling khusus untuk anak-anak KPM PKH, workshop dan kelas menulis menjadi strategi yang dapat dilakukan. Tenaga pendamping PKH diharapkan dapat berperan aktif dalam melakukan fasilitasi literasi. Tidak hanya gugur kewajiban seperti yang tertera dalam perjanjian atau surat kontrak awal. Tapi perlu melakukan sesuatu agar apa yang telah diperbuat dapat member kesan positif yang inspiratif. Indonesia kaya tidak hanya potensi alam, tapi berlimpah sosok inspiratif yang menjadi pejuang literasi.

Sebut saja Ridwan Sururi bersama kuda kesayangannya yang bernama Luna dari lereng Gunung Slamet, Fransiskus Xaverius Sutopo dengan becaknya di Jogjakarta dan Muhammad Fauzi dari Sidoarjo.  Ketiga tokoh ini adalah contoh dari sekian banyak orang Indonesia yang peduli dengan pengembangan literasi di tanah air. Jika mereka bisa, kenapa tenaga pendamping bansos PKH tidak bisa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun