Salah satu kendala utama pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) selain ketersediaan dukungan gawai adalah ketersediaan kuota untuk mendukung koneksi internet yang diperlukan.Terkait kendala tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Kemdikbud) telah mengeluarkan kebijakan berupa subsidi pemberian gawai dan kuota/pulsa di masing-masing lembaga pendidikan dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dus program subsidi ini segera bisa dijalankan oleh masing-masing institusi pendidikan yang ada. Sepanjang pengalaman dan pengetahuan saya, saat ini pihak-pihak sekolah pun telah mendata daftar siswa yang mempunyai keterbatasan kepemilikan gawai dan kuota/pulsa internet.
Pendataan tersebut dilakukan agar subsidi yang digelontorkan benar-benar disalurkan secara tepat sasaran kepada para siswa yang benar-benar membutuhkan.
Tentunya pelaksanaan program subsidi gawai dan kuota internet tersebut akan menghabiskan dana yang sangat besar, mengingat kebutuhan yang berkesinambungan serta banyaknya target yang membutuhkan.
Sementara itu, berseberangan dengan kondisi pemerintah yang kalang-kabut dalam mengatasi kendala penyelenggaraan PJJ kali ini, ada beberapa institusi bisnis yang justru panen keuntungan karena penyelenggaraan PJJ tersebut.
Beberapa diantaranya yaitu perusahaan produsen gawai (hape, ipad, laptop dsb) sebagai  produsen alat utama penunjang PJJ serta perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi yang merupakan produsen sarana penunjang utama pelaksanaan PJJ.
Toko-toko hape menorehkan peningkatan penjualan yang cukup besar karena kebutuhan masyarakat pun dengan perusahaan operator telekomunikasi.
Jika kebutuhan pembelian gawai bisa ditunda karena siswa bisa memanfaatkan penggunaan gawai milik orang tua atau saudara lainnya yang memungkinkan, maka kebutuhan untuk pembelian kuota internet justru tak bisa ditunda-tunda lagi.
Fenomena pentingnya pembelian kuota internet ini sampai diceritakan secara memprihatinkan oleh seorang pedagang pulsa.
"Selama beberapa tahun menjual pulsa dan kuota internet, baru kali ini saya mendapatkan uang banyak tetapi isinya kebanyakan uang receh semua. Banyak sekali pemasukan lima ribuan, sepuluh ribuan yang berasal dari siswa-siswa sekolah atau orang tua mereka yang kurang mampu yang katanya untuk belajar online," begitu diceritakan seorang penjual pulsa di Jakarta yang enggan dituliskan identitasnya.
Kebutuhan akan kuota internet bagi siswa kurang mampu itu pulalah yang telah menggerakkan kepedulian berbagai kalangan masyarakat untuk melakukan inisiatif pemberian bantuan.
Tercatat ada warung kopi yang menyediakan wifi gratis, ada pemimpin desa yang berinisiatif menggalang bantuan untuk membuat wifi gratis bersama dan banyak lainnya.