Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Sini Tersedia Kain Kafan Gratis

8 Juni 2020   17:41 Diperbarui: 8 Juni 2020   23:00 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster yang menawarkan kain kafan gratis di pasang di depan sebuah rumah - Sumber Foto: Dokpri/IST

Penutupan portal gang perumahan sebagai karantina mandiri yang dilakukan warga- Sumber Foto: Dokpri/IST
Penutupan portal gang perumahan sebagai karantina mandiri yang dilakukan warga- Sumber Foto: Dokpri/IST
Sosialisasi atas rencana penerapan "the new normal" oleh pemerintah pusat setelah selesainya pemberlakuaan PSBB dari pemerintah-pemerintah daerah dalam mengendalikan kecepatan penyebaran wabah virus Corona sekarang ini sepertinya sudah menyebar cepat ke segenap masyarakat.

Karenanya, meskipun pemerintah daerah masing-masing belum mengumumkan secara resmi adanya penerapan protokol "the new normal" tersebut di daerah-daerah mereka masing-masing, namun gegap gempita sambutan dan kegembiraan yang dipersiapkan masyarakat sudah terlihat di sana-sini.Di Jakarta, pada hari Jumat (4/6) yang notabene tepat dengan waktu terakhir pemberlakuan kebijakan PSBB, masyarakat spontan sudah berbondong-bondong mendatangi masjid-masjid jami dan mendirikan sholat Jumat berjamaah di sana. 

Bahkan suasana unik, dimana terjadi sholat Jumat rasa sholat lebaran Idul Fitri karena barisan jamaah sampai membludak di jalan-jalan, terasa menggembirakan. Pasalnya membludaknya jamaah hingga di jalanan aspal tersebut terjadi karena para jamaah menerapkan salah satu protokol "new normal" yaitu menjaga jarak. Karena penerapan jaga jarak tersebut maka kapasitas masjid tak mencukupi hingga luber ke jalanan dan lokasi-lokasi yang kosong di sekitar masjid layaknya Sholat Idul Fitri di hari lebaran.

Selain mulai didirikannya kembali sholat berjamaah di masjid-masjid, indikasi penyambutan masyarakat atas berakhirnya PSBB dan beranjak ke protokol "new normal" tersebut juga ditandai dengan mulai ramainya penjual nasi uduk di gang-gang kampung di pagi hari.

Terasa pas sekali karena rencana penerapan protokol "new normal" tersebut bertepatan dengan telah berakhirnya puasa Ramadan dan lebaran Idul Fitri. Jadi, bersamaan dengan dibukanya portal-portal bertuliskan "Karantina Mandiri" yang menutup ujung-ujung gang serta jalan-jalan kampung di sini. Karena itu, begitu portal mulai dibuka kembali maka emak-emak penjual nasi uduk yang telah biasa meramaikan pagi segera beroperasi kembali.

Dagangan berupa penganan, jajanan, gorengan, kudapan dan kuliner produksi rumah tangga mulai nampak bergulir kembali meramaikan suasana pagi masyarakat yang sebelumnya berupaya keras menahan diri untuk berdiam di rumah-rumah masing-masing.

Meski masih ragu dan takut-takut karena membaca kurva perkembangan pasien positif covid-19 yang belum juga mencapai puncaknya hingga saat ini, aku pun tergoda untuk sedikit ikut menikmati suasana euforia ini. Dengan persiapan APD sesuai protokol kesehatan standar yang melengkapi diri, akupun nekat keluar rumah dan mencoba melihat-lihat keadaan lingkungan sekitar dengan ekstra hati-hati.

Sedia Kain Kafan Gratis

Selangkah dua langkah kaki melangkan, sekilo dua kilo kendaraan berjalan mengelilingi lingkungan sekawasan, aku melihat memang masyarakat memang menyambut rencana penerapan protokol "new normal" dengan gembira, bahkan gegap gempita dan cenderung seperti agak lupa bahwa bahaya sejatinya belum reda seperti yang diduga.

Bahkan aku pun ikut terbawa suasana menjadi agak lupa akan bahaya yang masih ada, sampai akhirnya di sebuah jalan kampung tetangga kutemukan sebuah spanduk di pagar sebuah rumah yang membuat mulutku ternganga.

Poster yang menawarkan bantuan kain kafan gratis - Sumber Foto: Dokpri/IST
Poster yang menawarkan bantuan kain kafan gratis - Sumber Foto: Dokpri/IST
Bagaimana tidak, sebuah spanduk sederhana namun sangat jelas terlihat berisi sebuah tulisan "Di Sini Tersedia Kain Kafan Gratis". Jujur saja spontan bulu kudukku berdiri karena merasa ngeri. Bagaimana tidak bergidik ngeri, jika di banyak posko, spanduk dan poster-poster yang bertebaran di pagar-pagar pinggir jalan lainnya yang ada adalah informasi mengenai pembagian bantuan sembako, bantuan APD, himbauan untuk melakukan protokol kesehatan untuk menjaga keselamatan, namun yang kutemukan ini adalah poster gratis kain kafan.Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini selama #dirumahaja atau stay at home, kita banyak membaca, mendengar dan menonton berita tentang banyaknya korban--korban meninggal akibat keganasan virus corona tersebut, mendadak saya mendapatkan poster pembagian kain kafan gratis. "Meski gratis siapa yang mau?" begitu sekilas pikirku. "Buruan kabur dari sini ah. Ngeri," gumamku sambil bergegas pergi meninggalkan lokasi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun