Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penayangan 1000 Nama Korban di New York Times Setara dengan Cover Buku Yasin?

25 Mei 2020   07:18 Diperbarui: 25 Mei 2020   08:26 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah tayangan nama-nama 1000 korban meninggal karena Covid-19 di halaman depan NYT - Sumber Foto: https://twitter.com/nytimes

Halaman depan The New York Times tepat di hari lebaran Idul Fitri hari ini melansir 1000 nama-nama korban meninggal akibat Covid-19 yang merupakan bagian satu persen dari sekitar 100.000 korban meninggal Covid-19 yang diprediksi akan segera dialami oleh Amerika Serikat.Sebagai judul dari daftar korban meninggal ini mereka menuliskan tajuk " U.S. DEATH NEAR 100,000, AN INCALCULABLE LOSS". Setelah judul tersebut, diteruskan dengan tulisan pengantar yang mengajak pembaca untuk merenungkan sikap keprihatinan atas banyaknya orang yang harus jadi korban pandemi Covid-19 saat ini.

"Sebanyak 1.000 orang di sini adalah satu persen dari total korban. Tidak ada yang hanya angka," tulis New York Times dalam pengantar singkat artikel tersebut.

Lalu apa artinya dari rilis tayangan khusus daftar nama korban-korban meninggal Covid-19 tetsebut?

Boleh jadi apa yang dilakukan New York Times ini sama dengan kekhawatiran para tenaga kesehatan dan tenaga medis Indonesia atas fenomena munculnya tagar #IndonesiaTerserah.

Bisa jadi New York Times galau atas sikap dan kebijakan Presiden Donald Trump yang menekan para gubernur negara bagian untuk mulai membuka wilayahnya masing dari karantina yang dilakukan.

Sepertinya Presiden Donald Trump ingin mengabaikan banyaknya jumlah korban yang terus berjatuhan demi menggerakan kembali perekonomian yang tengah terpuruk.

Trump tetap menyebut kebijakan itu sebagai "Transisi Menuju Keagungan" seperti juga yang diungkapkannya saat membuka lockdown AS, Trump nampaknya ingin semua gubernur negara bagian untuk mematuhinya.

Melalui pemuatan berita unik tersebut, New York Times seakan menjewer Presiden Trump agar tidak memandang jumlah korban-korban tersebut sebagai angka statistik semata. Pasalnya New York Times melihat bahwa bertambahnya jumlah korban-korban yang berjatuhan tersebut sama artinya dengan bertambahan kerugian yang tak bernilai bangsa Amerika Serikat atas sumber daya manusia mereka yang potensial.

Pasalnya, diantara 1000 daftar korban tersebut, mereka adalah orang-orang yang memiliki prestasi, jasa, talenta, sejarah maupun hal-hal yang bernilai lainnya bagi bangsa Amerika Serikat. Seperti yang dikutip kompas.com (24/5/2020) AFP melansir bahwa diantara 1.000 korban yang terpampang di koran mereka tersebut, antara lain ada "Joe Diffie, 62, Nashville, bintang musik country yang memenangkan Grammy". Kemudian "Lila A Fenwick, 87, New York City, perempuan kulit hitam pertama yang berhasil lulus dari Jurusan Hukum Universitas Harvard". Lalu "Myles Coker, 69, New York City, dibebaskan dari penjara", "Ruth Skapinok, 85, Roseville, yang disukai oleh burung di halaman belakang". Terdapat juga "Jordan Driver Haynes, 27, Cedar Rapids, Iowa, pemuda yang baik dengan senyum menawan" yang notabene merupakan orang-orang yang diharga secara sosial oleh masyarakat.

Melalui terbitan 1000 nama-nama korban meninggal covid-19 tersebut, New York Times juga menyatakan bahwa mereka bermaksud untuk turut mendokumentasikan jejak sejarah. Mereka berharap bahwa setelah 100 tahun ke depan, orang-orang akan menyaksikan dan merenungkan betapa banyak korban yang harus berjatuhan agar mereka semua bisa selamat dan bertahan hidup hingga masa tersebut.

Sepertinya kegelisahan dan peringatan melalui terbitan New York Times tersebut bisa disamakan dengan kegelisahan atas #IndonesiaTerserah yang digaungkan oleh para tenaga kesehatan dan tenaga medis Indonesia beberapa saat lalu yaitu kegelisahan atas sikap abai dan masa bodo dari beberapa kalangan masyarakat dan juga pihak pemerintahan yang lebih mengkhawatirkan nasib perekonomian dibandingkan dengan keselamatan nyawa masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun