Mohon tunggu...
rohmat khoirulanam
rohmat khoirulanam Mohon Tunggu... Lainnya - menuju titik akhir

saya rohmat khoirul anam. sekarang masih kuliah semester 4, di program studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, IAIN Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewujudkan Kerukunan Masyarakat Tanpa Ancaman Covid-19

28 Maret 2020   09:23 Diperbarui: 28 Maret 2020   09:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Oleh : Muhammad Amin 

Kerukunan dalam islam diberi istilah tasamuh atau yang biasa disebut toleransi. Sehingga yang dimaksud dengan tolransi adalah kerukunan sosial kemasyarakatan karena dalam islam telah digariskan secara jelas dan ditegaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits. 

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial memanusiakan dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial masyarakat umat islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan perbedaan ras, bangsa, maupun agama. Dengan tolong menolong dan kerja sama, masyarakat masyarakat diharapkan bisa hidup rukun dan damai sesamanya. 

Kata islam berarti damai, selamat, taat, dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk memnciptakan keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan hidup umat manusia khususnya dari seluruh alam pada umatnya maupun sesamanya. 

Masyarakat Indonesia marupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beberapa agama, yaitu ditandai dengan keaneka ragaman agama yang mempunya kecendrungan identitas agama masing-masing dan berpotensi terjadi adanya adanya konflik. Indonesia merupakan masyarakat mutikultural, maksudnya adalah memiliki keaneka ragaman ras, bahasa, budaya, dan agama. Dari keaneka ragaman tersebut, terjadilah perbedaan yang dianut oleh masing-masing masyarakat Indonesia. Jika perbedaan tersebut tidak dipelihara dengan baik, maka menimbulkan konflik antar umat beragama yang menjadi nilai dasar agama itu sendiri yaitu kedamaian, saling tolong-menolong seta saling menghormati. 

Sebuah video dokumentasi yang diunggah oleh chanel youtube BBC Indonesia yang berjudul Musuhku, Sahabatku mengisahkan tentang kejadian konflik di kota Ambon pada tanggal 19 januari 1999 bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Akibat konflik terbut, Agama minoritas terpaksa angkat kaki dari kampung masing-masing, muslim meninggalkan tetangga mereka yang kristen. Demikian pula sebaliknya, Kristen meninggalkan tetangganya yang muslim. Sebelum konflik terjadi mereka hidup rukun. Bahkan ketika mereka bepergian keluar rumah, mereka memercayakan rumah mereka kepada tetangganya walaupun berbeda agama. 

Dalam Video dokumenter tersebut dikisahkan dua orang pemuda yang pada masa itu menjadi pejuang dari konflik antar umat beragama yang hampir saling bunuh  pada peristiwa Ambon tersebut. Dua pemuda tersebut ialah Ronald Regang dan Iskandar slemeth. Mereka menceritakan beta kelamnya masa kecil mereka pada saat itu karna telah terbiasa melihat mayat dan darah, terlebih melihat teman dan keluarga mereka terbunuh didepan mata, sebuah pandangan yang sangat memengaruhi pemikiran pandangan mereka untuk balas dendam apa yang sudah lawan mereka lakukan.

Mereka berfikir hanya memiliki dua pilihan, membunuh atau dibunuh, yang membuat mereka bertahan. Lalu pada tahun 2002 konflik mulai mereda dikarenakan perjanjian Malino untuk saling berdamai. Tetapi, bekas kejadian itu masih saja menghantui mereka di dalam mimpi dan menjadi sebuah trauma mendalam. Yang pada akhirnya mereka masih menaruh dendam dalam fikirannya. 

Pada tahun 2006 ada sebuah acara perdamaian bernama Young Ambassador for Peace yang mereka ikuti bersama. Karena masih ada rasa dendam diantar keduanya, Ronald dan Iskandar pada saat itu hampir saling bunuh membunuh yang untungnya pada saat itu dapat dipisahkan oleh panitia. Membutuhkan waktu seminggu untuk mencairkan keadaan sehingga mereka saling memahami satu sama lain.

Pada sebuah kertas mereka saling menulis dendam mereka yang selanjutnya mereka bakar sebagai luapan emosional yang selama ini mereka dendam. Kemudian merekapun saling memberi penjelasan kenepa mereka begitu dendam dengan sudut pandang mereka masing -masing. Mereka akhirnya bisa saling memaafkan dan menjadi seperti kakak beradik hingga sekarang. Sejak pertemuan itu mereka saling bersilaturahmi kedaerahnya masing-masing tanpa adanya ancaman dan gangguan. Mereka yang selama ini berperang akhirnya sadar, jika saja dari awal mereka saling berkomunikasi, tentu saja tidak terjadi perang dan pertumpahan darah sebanyak itu. 

Keadaan setelah konflik ambon mulai mereda setelah adanya perjanjian perdamaian yang telah disepakati bersama. Masyarakat mulai membenahi kembali nilai-nilai persaudaraannya memalui seni, musik, tarian, dan lain sebagainya. Sejarah kelam ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran bahwa setiap permasalah dapat diselesaikan dengan komunikasi serta mencari jalan keluarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun