Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bom Ikan Masih Merajalela di Laut Pantai Utara Kodi

10 Juni 2019   20:09 Diperbarui: 12 Juni 2019   01:29 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kado Pedih untuk Hari Laut Sedunia, 8 Juni 2019)

Bunyi dentuman sangat keras mengagetkan saya pagi itu, Jumat 7 Juni 2019. Saat itu, kami, saya dan keluargaku, sedang membersihkan lahan calon kebun untuk musim tanam pertama tahun ini.

Arah bunyi tersebut dari laut di pantai utara. Tepatnya di sisi timur Pantai Halete, Desa Hameli Ate. Jaraknya hanya sekitar 150 meter dari calon kebunku. Jadi terdengar sangat jelas. Keras dan bikin jantungku terpacu kencang.

"Ada apa itu," kataku spontan. Pikirku ada kendaraan yang bannya meledak di jalan hotmix sisi utara calon kebunku.

"Ada nelayan yang membuang bom di laut," jawab saudara-saudaraku.

"Ohhh begitu," responku menimpalinya.

Tidak lama kemudian muncullah sepeda motor dengan tiga orang berboncengan di atasnya dari arah laut melalui jalan setapak. Sepeda motor ini lari seperti diburu setan. Dari wajah mereka yang panik, saya duga merekalah pelaku pemboman di laut tadi. Mereka lari, mungkin sudah ada petugas laut yang sedang mendatangi arah bunyi bom tadi. Mereka itu adalah warga kampung setempat.

dokpri
dokpri
***

Inilah kejadian pertama kali saya mendengarkan secara langsung bunyi bom ikan di laut yang sangat keras. Biasanya hanya mendengarkan kisah dari orang lain tentang bom ikan yang masih merajalela di laut Pantai Utara wilayah Kodi, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Saat itu saya sangat marah. Ingin sekali untuk mendamprat dan menangkap para pelakunya untuk dijebloskan ke dalam penjara.

Sebab perbuatan mereka itu, memang bukan hanya mereka saja tentunya, telah lama menyebabkan laut Kodi menjadi rusak dan miskin kandungan ikan, gurita dan penyu serta cumi.

Bukan rahasia lagi, terumbu karang di perairan wilayah Kodi sudah lama rusak berat oleh bom ikan. Akibatnya perkembangbiakan dan populasi ikan laut di Kodi menurun sangat tajam. Sehingga menimbulkan dampak kerugian yang sangat besar baik bagi nelayan itu sendiri maupun masyarakat umum.

Hasil tangkapan ikan nelayan, terutama yang gemar memancing dan memanah, menjadi rendah dan pendapatan mereka menjadi rendah pula. Sementara permintaan ikan di pasar cukup tinggi, sehingga harganya pun menjadi mahal.

dokpri
dokpri
***

Peristiwa yang saya alami hari itu merupakan kado pedih. Mengingat sehari kemudian, Sabtu 8 Juni 2019 adalah Hari Laut Sedunia. Harusnya hari itu saya menyaksikan masyarakat sedang merawat pantai, menanam mangrove misalnya. Bukannya bermain bom ikan.

Para nelayan perusak laut itu tidak boleh kita biarkan merajalela. Kita harus tega menangkap dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Biar mereka kapok untuk merusak laut.

Masalahnya adalah wilayah laut di daerah Kodi sangat luas. Hanya mengandalkan pemerintah, Polri dan TNI saja, sementara mereka diliputi oleh keterbatasan sarana dan pembiayaan serta personil, merupakan suatu kesia-siaan.

Oleh karena itu jika ingin sungguh-sungguh untuk memberantas para nelayan jahat itu, maka partisipasi aktif masyarakat, minimal cepat memberi laporan dan berani menjadi saksi, sangat dibutuhkan.

Salam Cinta Kelautan Nusantara dan Dunia.
Tambolaka, 10 Juni 2019

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun