Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Silaturahim ke Petani Labu Lilin di SBD

24 Maret 2019   00:23 Diperbarui: 24 Maret 2019   13:24 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang hari ini, Sabtu 23 Maret 2019, saya silaturahim ke rumah seorang petani maju di wilayah desa Mangganipi, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya. Cuaca saat itu sangat panas. Namun tidak menyurutkan semangat saya untuk berjumpa dengannya. Karena aktivitas usaha tani yang sedang dilakukannya sekarang ini merupakan sesuatu inovatif dan baru pertama kali terjadi dalam dunia pertanian di Pulau Sumba.

Dengan menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer, saya tiba di pondok Agustinus Wakur Kaka (52). Ia tidak lain adalah petani dalam artikel "labu lilin untuk modal nikah", sebagaimana telah saya unggah di Kompasiana pada tiga hari yang lalu, 20 Maret 2019.

Saya diterima oleh Agustinus bersama isteri dan anaknya dalam suasana persaudaraan. Setelah meneguk kopi hangat, kami berdua beranjak ke arah utara menuju lokasi lahan ladang, tempat ia menanam labu lilin. Jarak tempuhnya lebih dari 7 kilometer.

Sebelum tiba di lokasinya, Agustinus mengajak saya untuk mampir sebentar di ladang dr Kornelius Kodi Mete, Bupati Sumba Barat Daya Terpilih dalam pemilihan serentak Juni 2018 lalu. 

Dokter Nelis, demikian sapaan dr Kornelius Kodi Mete, sedang memanen padi ladang di atas lahan seluas 6 hektar. Di sini kami ngobrol cukup lama dengan dr Nelis tentang bagaimana memajukan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba Barat Daya.

Ladang Agustinus di Desa Hameli Ate (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ladang Agustinus di Desa Hameli Ate (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Dari tempat ini, kemudian kami menuju ke ladang labu lilin Agustinus. Dalam perjalanan kami mampir di rumah seorang petani bernama Yusup Yingo Bero dan mengajaknya untuk menemani kami. Sudah menjelang sore, ketika kami tiba di ladang Agustinus di Desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara.

Target Penghasilan 198 Juta Rupiah

Begitu tiba, kami langsung masuk ke dalam ladang labu lilin yang luasnya 1,7 hektar. Sebagian besar tanaman labu lilin itu, menurut Agustinus, sudah berumur 1 bulan 7 hari. "Sebagian lainnya berumur 2 minggu," lanjutnya.

Menurut Agustinus, jumlah rumpun labu lilin yang ditanam di ladangnya 13.200 rumpun. "Setiap rumpun rata-rata 3 pohon. Jarak tanamnya 1,5 x 2 meter. Kalau tiap pohon menghasilkan 5 buah saja maka sudah pasti saya panen 198.000 buah labu pada bulan keempat. Dan saya akan jual murah dengan Rp 1. 000 per buah. Jadi target penghasilan saya dalam waktu empat bulan sebesar Rp 198.000.000," urainya.

Labu lilin (Foto: Dokumnetasi Pribadi)
Labu lilin (Foto: Dokumnetasi Pribadi)
Untung Besar

Harga labu lilin di pasar lokal Sumba Barat Daya sekarang ini, Rp 10.000 untuk tiga sampai lima buah. "Apakah anda tidak merasa rugi?" tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun