Bila Anda berjumpa dengan orang Sumba dan mengatakan Sumba adalah surganya pantai yang indah, jangan buru-buru percaya dulu. Siapa tahu dia Kagholoko (bahasa ibu suku Kodi di Sumba, yang artinya omong tinggi, tidak sama dengan tipu).
Tapi jika Anda bertemu dengan orang luar Sumba, yang sempat berwisata atau travelling ke tanah Sumba, lalu mengatakan Sumba surganya pantai yang indah, ya percayalah. Sebab mereka sudah memiliki wawasan pembanding dengan pantai-pantai unik dan indah di daerah-daerah destinasi lainnya baik dalam domestik maupun mancanegara.
Pantai yang saya sajikan ini bernama Bawana, kalau dieja menjadi Bwana. Pantai ini terletak di sisi barat Desa Kahale, Kecamatan Kodi Balaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pasir di pantai itu, sama juga dengan pasir yang ada di pantai-pantai Sumba umumnya. Putih bersih mengkilau dan terhampar seperti kain kafan.
Namun Bawana menampilkan pesona wajah indah tersendiri. Profilnya unik dan istimewa, sehingga kecantikannya tiada duanya di Pulau Sumba. Di tengah hamparan pasirnya berdiri kokoh sebidang karang besar yang menjorok dari daratan ke bibir laut dan tingginya sekitar lima meter. Pada tengah tebing ini terdapat lobang besar yang tembus dari sisi utara ke selatannya. Lobang ini tampak seperti gawang. Banyak wisatawan menyebutnya karang bolong. Juga tidak sedikit wisatawan yang menyebutnya Pantai Bercincin.
Pada lobang tebing seperti gawang itulah para pengunjung atau wisatawan, baik domestik maupun mancanegara suka menghabiskan waktu untuk selfi ria. Pada posisi itu pulalah para pengunjung suka mengintip panorama keindahan sunset di kaki langit di sisi barat Bawana.
Ombak di pantai Bawana juga menarik. Arusnya cukup kuat dan cocok untuk mereka yang hobi sky Air. Artinya, kalau tidak terlalu bisa berenang, cukuplah menikmati panorama keindahan pantainya.
Beruntung ada seorang pastor, putra Sumba sendiri, yang bernama Robert Ra Mone, CSsR. Rohaniwan ini adalah juga seorang budayawan Sumba dan salah satu fotografer terkemuka Indonesia. Suatu waktu Pater Robert memotret pantai Bawana dan mengikutkannya dalam pameran tunggal foto-fotonya, baik  di Bali maupun Jakarta. Pater Robertlah yang pertama kali memotret dan mempromosikan pantai Bawana.
