Kitalah yang paling baik setelah mengkambing hitamkan ibadah orang lain, mengomentari ibadah orang lain, menghasut orang lain untuk menjadi Barsesonya dan kitalah pembacanya.Â
Ibadah adalah urusan personal dengan Tuhan yang diatur dengan syariat (fiqih). Adanya kisah Barseso bukan lantas pembenaran kita mem-Barsesokan orang-orang yang melanggar syariat tetapi justru harus memposisikan diri bahwa bagaimana jika diakhir hayat kita dibuat seperti Barseso.Â
Atau sebenarnya yang dimaksud sosok Barseso itu bukan tokoh yang ada dalam kisah itu melainkan Barseso yang sesungguhnya adalah kita para pembaca?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!