Politik Uang
Ini adalah momen yang tepat dimana akan diadakannya pemilihan kepala daerah secara serentak di seluruh pelosok negeri Indonesia. Sebenarnya saya pribadi tidak begitu suka dengan yang namanya politik dan tetek bengeknya. namun apa daya, negeri ini sudah terlanjur memiliki banyak sekali para politikus yang pandai berbelit dan melakukan tipu daya. Seandainya disini ada yang merupakan calon kepala daerah dan membaca tulisan ini saya mohon maaf terlebih dahulu jika merasa tersinggung.
Saya sendiri tidak mengerti apa itu politik? barangkali ada yang berbaik hati untuk menjelaskan pengertian mengenai apa itu politik ? Agar saya tak salah arah dalam memahami apa itu politik dan apa fungsinya serta seperti apa pengaruh dan kinerja untuk negeri ini. Jika politik hanya sekedar sebagai kendaraan untuk mendapatkan jabatan ataupun sebuah kekuasaan. Menurut saya seharusnya Anda tak perlu berpolitik, karena jabatan itu untuk mengabdi bukan untuk mencuri atau korupsi.
Loh ko korupsi? iyalah, tentu saja. Karena saat mencalonkan diri si calon kepala daerah tersebut harus membayar kepada kendaraan politiknya dan tidak lupa juga mereka membeli suara para calon pemilihnya. Adakah disini pernah menerima uang panas dari seorang kandidat kepala daerah ataupun calon legislatif? jika ia bertaubatlah, pada dasrnya jika sampean menerima uang haram itu, sebenarnya sampean sama saja mendukung calon koruptor untuk korupsi.
Tapi apa daya jika harus memberi dan menerima? Ini adalah kebudayaan lama yang dibentuk dan terbentuk dari kedua sisi. Antara calon pemimpin dan calon pemilih. Seandainya di negeri ini tak ada politik uang mungkin negara ini menjadi sejahtera. Karena penghasilan pajak Indonesia luar biasa. Coba Anda jujur pada saya atau pada diri Anda sendiri dengan memberikan komentar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyan berikut ini :
- Saat membuat ktp, berapa detik anda mendapatkan pelayanannya hingga selesai?
- Saat Anda mengurus NPWP butuh berapa lama?
- Saat Anda membuat SIM butuh dana berapa?
- Jika Anda seorang penegak hukum yang bekerja di SAMSAT, masihkah ada pungli? karena saya pernah kena pungli bikin perpanjang plat nomor baru 40 ribu, perpanjang stnk 35 ribu tanpa dapet kuitansi. Padahal pada SKPD PKB / BBN-KB dan SWDKLLJ sudah ada rincian pembayaran nya. kenapa harus tambah 75ribu, buat apa.
- Jika Anda jadi calon kepala daerah harus bayar berapa tuk jadi kepala daerah? berapa uang yang anda hamburkan untuk muwur?
- Jika anda ketua partai politik, darimana dana partai anda?
- Jika ingin jadi polisi kenapa harus bayar?
- Jika ingin jadi TNI kenapa harus bayar?
- Gaji saya cuma 3 juta tapi tak merasa kekurangan dan tak harus korupsi ataupun melakukan pungli. Kenapa anda yang gajinya 2-puluhan kali lipat dari gaji saya musti harus korupsi dan melakukan pungli.
- Lalu bagaimana saya harus menghargai atau menghormati Anda jika Anda seorang koruptor, bagaimana saya menjelaskan kepada anak cucu saya ketika mereka bertanya. Kenapa di negeri kita masih banyak koruptor akan tetapi masih banyak orang yang kelaparan dan jadi gelandangan. Kenapa para pejabat tak bersyukur karena sudah memiliki jabatan dan gaji yang cukup?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI