Cerita masih berjalan, namun kali ini Aku mendapat panggilan telepon dari Eva. Aku mengangkat telepon tersebut. Terdengar suara Eva dengan nada sedih dan terdengar menangis. Perasaanku pun sudah tidak enak, namun Aku tetap menanyakan perihal apa yang ingin disampaikan oleh nya. "Nanda, Meika hilang...", ucap Eva di ikuti oleh tangisan yang pecah. Aku pun terdiam, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku termenung di kamar di sore hari itu. Aku merasakan perasaan yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Aku kemudian menutup telepon dari Eva tersebut. Beberapa menit kemudian, Ibu masuk ke kamar ku, memelukku erat. Beliau juga mendapat kabar dari Mama Meika. Aku menangis sejadi-jadi nya, dan tertidur lelap setelah badai kesedihan itu.
Keesokan pagi nya, Aku terbangun. Meika menghilang, Meika terbawa arus saat sedang bermain di pinggir pantai. Eva yang pertama kali menyadari hal itu. Ia pun langsung memanggil penjaga pantai, namun semuanya sudah terlambat. Meika benar-benar telah pergi, tak terlihat di segala penjuru.
Aku sudah tidak berminat untuk berangkat sekolah pada hari itu. Namun, berita ini membuat gempar seisi sekolah. Teman-teman sekelas ada yang menanyakan keadaanku, salah satu nya Eva. Aku tidak menjawab satu pun pesan mereka. Dalam hati Aku berpikir, belum sempat meminta maaf dan berdamai atas keributan kita hari itu, namun Kamu sudah menghilang dari dunia ini. Aku terus bertanya-tanya kepada Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi. Kenapa Dia merebut Meika dari ku, dari Mama, dan dari dunia ini.
Sudah dua minggu sejak kejadian itu, tetapi Aku masih memikirkan mu. Aku melewatkan ujian kenaikan kelas, dan wali kelas datang ke rumah ku, menanyakan kabar ku. Beliau memaklumi keadaan ku, dan meminta ku untuk menerima takdir yang diberikan oleh Tuhan ini. Beliau meminta ku untuk terus melanjutkan hidup. Tapi ya, perkataan nya tak bisa semudah itu dilakukan.
Sudah tiga minggu sejak kejadian itu, lagi-lagi Aku masih memikirkan tentang mu. Kemana kah diri mu wahai kasih. Aku masih belum meminta maaf pada mu, Aku masih merasakan penyesalan pada hari itu.
Suatu hari, Eva mendatangi rumahku. Ia memanggil ku dari jendela sebelum akhirnya masuk. Eva mengajakku pergi, ke pantai tempat Meika menghilang. Aku awalnya tidak mau, namun Ia terus memaksaku untuk pergi. Setelah adegan seret menyeret, Aku pun berhasil Ia tarik keluar dari kamar. Lalu, pergilah kami ke pantai tempat Meika menghilang.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam ke selatan dari Kota Malang, sampailah kami di Pantai Tiga Warna. Di pantai ini, tempat Meika menghilang. Suasana nya terasa damai, sejuk nya angin sepoi-sepoi membuatku terdiam sejenak. Keindahan pantai ini mengingatkan ku tentang kenangan bersama Meika. Kini, senyuman dari gadis lucu itu seperti hanyut terbawa ombak. Eva bilang kepadaku, bahwa Meika sempat bercerita tentang masalah kami pada nya, tepat sebelum Ia menghilang ke lautan. Lalu, Eva memberi kata-kata semangat padaku.
Aku jadi terpikir, mungkin Kamu akan marah jika mengetahui keadaanku saat ini. Mungkin Kamu akan mengomel dan menasehati ku. Aku jadi makin teringat kepada mu, dan tetesan air mata mulai menetes. Pada akhirnya Aku dapat menerima keadaan ini, dan mungkin inilah takdir terbaik yang dapat diberikan oleh Tuhan.
Setelah itu, Aku dan Eva pulang kembali ke Malang, tempat dimana Aku pertama kali bertemu denganmu, Meika. Aku kembali melanjutkan hidup, Aku mengikuti susulan ujian dan akhir nya dapat naik kelas, dan melanjutkan kehidupan ku di kelas 11 dengan mengenang mu. Aku tahu, bahwa Kamu pasti mengawasi ku dari sana. Tak lama kemudian, Aku lulus dari sekolah ini, SMA Negeri 1 Malang, tempat dimana kita pertama kali bertemu. Yah, mungkin kenangan bersama mu masih bisa kurasakan di tempat ini.
Dua tahun setelah Kamu menghilang, dan kini Aku dapat melanjutkan hidupku lagi. Foto mu masih tersimpan di meja kerja kamarku. Semua kenangan tentang mu masih ku simpan sampai saat ini.
Dua tahun setelah Kamu menghilang. Kini Aku sudah tidak sedih lagi. Sekarang Aku menyadari, bahwa hidup adalah hidup sendiri, apa ada nya dan Tuhan berada dibalik semua itu.