Mohon tunggu...
Robi Raissa Pratama
Robi Raissa Pratama Mohon Tunggu... Pelajar

Siswa dari salah satu SMK di Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meika

23 Oktober 2024   07:17 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meika Arunika Nara, teman sekelas ku sewaktu SMA. Aku pertama kali bertemu dengan nya saat masa pengenalan lingkungan sekolah. Meika memberikan banyak pelajaran penting dalam hidupku. Meika mengajarkan ku, bahwa hidup tidak selalu yang seperti kita harapkan. Bahwa hidup adalah suatu pemberian Tuhan, dan Ia dapat mengambil nya dari kita kapan pun Ia mau.

Hari pertama masuk sekolah di SMA Negeri 1 Malang, pertama kali nya Aku melihat Meika. Ternyata, Aku dan Meika merupakan teman sekelas. Tak pernah terpikirkan sebelum nya, bahwa gadis ini nanti nya akan memiliki kenangan berharga denganku.  Hari-hari sebagai siswa baru berjalan seperti anak-anak pada umum nya, dan Aku masih belum terlalu kenal dengan Meika. Kami hanya saling tahu nama satu sama lain, seperti teman sekelas pada umum nya.

Sebulan sejak hari pertama sekolah, dan event sekolah pertama kami sebagai siswa kelas 10 pun di adakan. Acara market day, dimana kelas kami mendapat bagian untuk berjualan sesuatu di lapangan sekolah. Pada hari kedua acara ini, para siswa wajib menggunakan batik dalam event sekolah ini. Aku melihat Meika mengenakan kebaya khas adat Jawa, Ia terlihat sangat cantik. Aku memberanikan diri untuk mengajak nya foto bersama, dan Ia menerima ajakan itu. Momen itu adalah momen pertama ku foto bersama dengan nya. Hubungan ku dan Meika saat itu memang masih sebatas teman, namun Aku dapat merasakan sesuatu yang muncul dari lubuk hati ku.

Kehidupan sekolah berjalan seperti biasanya, Aku dan Meika memang menjadi lebih dekat, seperti kawan akrab. Sepulang sekolah, Aku dan Meika kadang pergi bersama, entah memberi peralatan sekolah maupun hanya untuk menghabiskan waktu seusai sekolah. Entah pergi berdua atau dengan teman-teman yang lain, dan Aku sangat menyukai hal itu. Dari sini Aku mulai menyadari, mungkin Aku memiliki sedikit rasa pada nya, namun Aku tak terlalu memikirkan hal itu, terlebih untuk saat ini, Aku masih siswa kelas 10 dan belum memiliki rencana-rencana lain.

Hari-hari masih berjalan seperti biasanya. Aku masih menikmati masa-masa sekolah seperti anak-anak lain. Tapi terkadang, saat siang hari dimana pembelajaran terasa membosankan, Aku melihat ke sudut kelas di dekat jendela. Ya, itu adalah tempat duduk Meika. Ia terkadang terlihat mengantuk, terkadang Ia terlihat memperhatikan papan tulis, dan terkadang Ia juga tidak terlihat duduk di tempat duduknya. Ia gadis yang unik, lucu, dan periang di mataku. Mungkin itu hal-hal itu nanti yang akan membuatku jatuh hati pada nya.

Kisah ini masih berjalan seperti biasanya, dan ujian sekolah semester pertama mulai mendekat. Aku sibuk belajar mengulang-ulang materi, bersiap untuk ujian tersebut. Di suatu hari, Meika datang kepadaku, meminta waktu dan bertanya bolehkah Ia belajar bersama denganku. Aku berkata iya pada nya, dalam hati ku berpikir bahwa Aku mendapat kesempatan untuk lebih dekat dengan nya. Aku dan Meika menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah, kelas, maupun kafe yang dekat dengan sekolah, menyiapkan diri untuk menghadapi ujian yang akan datang. Terkadang hanya ada kami berdua, dan terkadang ada Eva dan juga teman-teman kami yang lain. Eva merupakan teman dekat Meika, ya Dia juga kawan dekat ku sih.

Cerita berjalan seperti biasanya. Hari ujian pun datang, Aku dan Meika pun siap untuk menjalani nya. Nomor presensi kami tidak terlalu jauh, jadinya kami berada satu ruangan. Berbeda dengan kami, Eva ada di ruangan sebelah karena Ia memiliki nomor absen awal. Ujian di lalui dengan mudah, dan pada hari terakhir ujian, Aku, Meika dan teman-teman lain berdoa bersama untuk diberikan nilai yang memuaskan.

Semester pertama berjalan seperti biasanya. Para siswa mendapat nilai seperti yang mereka inginkan, termasuk Aku. Sebelum liburan tiba, Aku mengajak Meika pergi berdua, dan Meika menerima tawaran itu. Kami berkendara menuju sebuah taman di pinggiran kota. Pada waktu itu, suasana terasa sangat asri dan suara kicau burung terdengar jelas. Sebuah bangku kosong menjadi tempat pemberhentian Kami untuk istirahat sejenak. Di tengah suara angin, Meika berterima kasih padaku telah mengajakku kesini. Kami pun lanjut mengobrol tentang kehidupan sekolah selama satu semester ini. Terlarut dalam suasana, Aku tak sengaja mengutarakan perasaanku pada Meika. Pipi nya memerah, tersipu malu. Tak kusangka, ternyata Meika juga memiliki perasaan yang sama. Kami sempat terdiam sejenak, namun akhirnya Meika berkata bahwa Ia mungkin bisa menjawab pernyataan ini, tetapi mungkin tidak untuk sekarang. Yah, hubunganku dengan Meika sekarang sudah selangkah maju menuju hubungan kisah cinta remaja pada umum nya. Bisa dibilang, Kami masih dalam hubungan HTS atau hubungan tanpa status. Aku tidak terlalu mempersalahkan hal itu, Aku juga berpikir tak perlu terburu-buru.

Setelah itu pun, Kami pulang dan menikmati liburan semester pertama dengan keluarga masing-masing, sedikit di isi dengan komunikasi singkat tentang apa yang kami lakukan saat liburan.

Cerita kembali berjalan seperti biasanya. Liburan sekolah telah usai, dan semester kedua pun dimulai. Aku menjalani kehidupan sekolah seperti biasanya, namun kali ini, Meika menemani ku. Kisah kami sama seperti kisah remaja pada umum nya. Ya, pergi bersama saat jam pulang sekolah, jalan entah itu menonton film maupun ke taman hiburan disaat akhir pekan. Hidup selalu seperti ini, berputar dengan kebahagiaan setiap harinya, hingga masa mendekati kenaikan kelas. Tetapi ada kejadian yang mungkin akan memberikan dampak besar bagi kisah ini selanjutmya.

Hari-hari terus berjalan hingga dua minggu sebelum ujian kenaikan kelas. Namun, ada yang berbeda. Aku dan Meika sempat meributkan sesuatu, dan kali ini benar-benar membuat nya marah. Meika mengajakku untuk pergi ke pantai, namun Aku menolak hal itu. Meika sangat sebal, padahal Dia ingin sekali pergi ke pantai, sesaat sebelum ujian, untuk menyegarkan pikiran, katanya. Aku menolak nya, meminta nya untuk mempersiapkan diri untuk ujian. Yah, Meika tetaplah Meika, Dia tetap ingin pergi dan akhir nya memutuskan untuk pergi bersama Eva dan teman-teman lainnya. Sedangkan Aku, focus mengulang materi yang mungkin akan keluar pada soal-soal ujian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun