Mohon tunggu...
Sosbud

Pengaruh Aliran Murjiah terhadap Tatanan Bangsa Indonesia

25 September 2018   10:35 Diperbarui: 25 September 2018   11:31 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa indonesia terdiri dari berbagai keragaman salah satunya yaitu keberagaman dalam beragama, meskipun indonesia terdiri dari berbagai agama, indonesia memiliki sebuah ideologi yaitu ideologi pancasila, dengan pancasila semua perbedaan akan bersatu.

Para pendiri bangsa sadar bahwa didalam pancasila tidak ada prinsip yang bertentangan dengan ajaran agama ,sebaliknya prinsip-prinsip dalam pancasila merefleksikan pesan-pesan utama semua agama.

Dalam beberapa tahun terakhir ini sejak kemunculan kelompok-kelompok garis keras telah berhasil mengubah wajah islam di Indonesia mulai menjadi agresif, intoleran dan penuh kebencian, padahal islam selama ini dikenal lembut, toleran dan agama yang Rohmatallilalamin. Itu semua terjadi karena adanya perpedaan pendapat antar umat islam sendiri.

Perbedaan pendapat antar umat islam bukan hanya terjadi pada masa sekarang, masalah seperti ini sudah timbul pada masa nabi khususnya pada masa setelah berakhirnya masa khulafaurrasyidin banyak bermunculan aliran-aliran yang bertentangan dengan sunah nabi. 

Aliran yang muncul salah satunya yaitu aliran murjiah. Aliran murjiah merupakan salah satu aliran teologi islam yang muncul pada abad pertama hijriah, sebagaimana halnya dengan kaum khawarij dan syiah murjiah pada mulanya juga ditimbulkan oleh persoalan politik.

Dalam suasana konflik yang terjadi antara kaum khawarij dan syiah itulah muncul suatu golongan baru yang ingin bersikap netral yang tidak mau terlibat dalam pertentangan-pertentangan yang terjadi seketika itu dan mengambil sikap menyerahkan penentuan kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu kepada tuhan.


Kata murjiah berasal dari bahaa arab yang artinya menunda, memberi harapan, mengesampingkan. Aliran ini disebut murjiah karena menunda penyelesaian permasalahan antara ali bin abi tholib dan muawiyah bin abu sufyan dan khawarij di hari perhitungan nanti di akhirat.

Aliran ini menyatakan bahwa orang yang berdosa tetap mukmin selama masih beriman kepada alloh dan rosullnya. Seperti arti dari murjiah yang ketiga adalah mengesampingkan, jadi golongan murjiah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman dan kemudian amal.

Walaupun seseorang telah melakukan dosa besar ,selama masih menyakini bahwa tiada tuhan selain alloh dan nabi muhammad adalah utusannya, maka ia tetap diangap mukmin bukan kafir, adapun mengenai dosa yang dilakukannya terserah alloh akan diampuni atau tidak, pendapat ini menjadi doktrin ajaran murjiah dan pendapat ini berlawanan dengan pendapat kaum khawarij yang menyatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir.

Pendapat seperti ini dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dan yang paling utama adalah iman, sedangkan perbuatan merupakan soal kedua .Jadi yang menentukan seseorang itu mukmin atau kafir adalah kepercayaan atau keimanan saja dan bukan perbuatan dan amalannya. 

Akibat dari pendapat yang demikian yang mengangap bahwa perbuatan itu tidak penting membawa golongan murjiah ini kedalam beberapa paham-paham yang ekstrim.

Dalam perjalan sejarahnya, Harun Nasution berpendapat secara garis besar mengklarifikasikan murjiah menjadi dua yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim. 

Mujiah moderat berpendirian bahwa pendosa besar tetap mukmin, tidak kafir, tidak pula kekal didalam neraka. Kelompok moderat adalah kelompok yang tetap teguh berpegang pada dokrin murjiah.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa faham murjiah banyak yang tidak ditemukan lagi sebagaimana aliran lainnya. Bahkan keberadaannya seakan hilang ditelan masa dan hanya tingal sejarah, namun dalam praktik ajarannya masih banyak kita temukan dikalangan masyarakat dewasa ini.

Hanya saja tidak dinamakan lagi dengan aliran murjiah, tetapi dinamakan dengan aliran lain. Walaupun hal ini tidak bisa dipastikan sebagai pengaruh ajarannya,karena tidak mungkin sesuatu yang tidak saling berinteraksi akan saling mempengaruhi. Di antara pengaruh-pengaruh tersebut yaitu:

Taqlid

Menjadi hal biasa ketika ada anak yang lahir dari orang tua muslim juga dikatakan seorang muslim,p adahal mereka belum tahu apa-apa tentang islam.Kebolehan taqlid dalam aqidah hanya ditemukan dalam ajaran murjiah.

Penundaan dan penanguhan

Menunda-nundabaik dalam urusan dunia maupun akhirat sudah menjadi kebiasaan dan hal yang lumrah dan masyarakat sekarang ini.

Iman dan kufur

Sudah diketahui sebelumnya bahwa termasuk salah satu ajaran murjiah adalah tidak terpengaruhnya amal akan keimanan seseorang.

Pengampunan tuhan

Di zaman sekarang banyak ditemukan orang yang berlebihan dan keterlaluan khususnya dalam maksiat.bahwa mereka bahwa tidak tau apa yang dilakukan termasuk dosa apa tidak, mereka yang sering melakukan maksiat ketika ditanya tentang apa yang dilkukan mereka akan menjawab bahwa pengampunan alloh sangat luas dandan tidak terbatas. Hal ini bisa saja merupakan pengaruh aliran murjiah ekstrem yang mewajibkan pengampunan  

Aliran murjiah muncul dalam suasana pertentangan antara muawiyah, ali dan golongan khawarij. Dan aliran murjiah ini merupakan aliran teologi yang meyakini bahwa amalan tidak mempengaruhi iman sehinga banya orang indonesia menyatakan bahwa yang penting adalah hatinya dalam berbuat kemaksiatan seakan-akan perbuatan tersebuat tidak mempengaruhi keimanan dihatinya.

Membuka pintu untuk orang-orang jahat melakukan kerusakan dalam agama dan tidak merasa terikat dengan perintah dan larangan syariat.Sehingga akan memperbesar kerusakan dan kemaksiatan dimasyarakat muslimin khususnya dindonesia.

Bahkan tidak mungkin bagi masyakat indonesia jika diterapkan faham seperti itu maka akan terjadi kekufuran dan kesyirikan dimanapun berada karena mereka beralasan yaitu itu adalah sebuah amalan yang tidak akan mempengaruhi kadar keimanan kita.

Jadi kesimpulannya untuk mengubah pemikiran-pemikiran yang ekstrem seperti itu kita harus kembali merujuk pada alquran dan hadis agar terhindar dari pemikiran yang menyimpang dari islam yang terdapat diindonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun