Mohon tunggu...
Roby Mohamad
Roby Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya tidur, bermimpi, bangun, melamun, dan satu lagi: jarang mandi! :P

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehidupan Penulis Safinah, Syekh Salim bin Sumair

4 Februari 2016   10:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:36 4372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir sejarah Syekh Salim yang terekam mewartakan kepada kita bahwa pada tahun 1271 H/1855 M, Syekh Salim bin Sumair terpanggil ke rahmat Allah Swt, dan meninggalkan beberapa karya ilmiah untuk kita telaah dan amalkan. Diantara warisan ilmu beliau adalah kitab Safinatun Najah yang akan menjadi topik pengajian online kita ini, insya Allah, dan kitab Al-Fawa`id Al-Jaliyyah fiz Zajr ‘an Ta’athil Hiyalir Ribawiyah (Hikmah-hikmah Jeli di Balik Larangan Saling Memberi melalui Trik-trik Tipudaya Ribawi).

Makam beliau tidak semasyhur kitabnya, Safinah, padahal sangat mudah untuk kita jangkau. Jasad beliau dikebumikan di bawah Mihrab Masjid Al-Ma’mur, Tanah Abang, Jakarta-Indonesia. Semoga kita dapat menziarihinya, dan Allah memberi kita kekuatan untuk mengikuti prinsip perjuangan Syekh Salim bin Sumair, yang senantiasa Allah rahmati.

Lima Soalan Historis

Mengakhiri biografi Syekh Salim, kita perlu mawas diri bahwa perhatian kita kepada sejarah Syekh Salim masihlah minim. Belum ditemukan kajian historis secara holistik tentang peran Syekh Salim sebagai tokoh besar selama di Hadlramaut, dan juga saat bermukim di Tanah Abang, Batavia. Data yang kita dapat sekarang hanya sedikit memotret serpihan-serpihan jejak hidup beliau secara singkat, bagaikan puzzle yang perlu dipecahkan. Akhirnya, penulis merasa masih banyak misteri yang masih perlu digali lagi. Meninggalkan lima pertanyaan yang belum bisa terjawab;

1) Siapa yang mengajarkan beliau keahlian militer

2) Tahun berapa Syekh Salim pertama kali menuju India dan Singapura untuk mencari peralatan perang tercanggih

3) Kebijakan Sultan Katsiri seperti apa yang menyulut “amarah” Syekh Salim, hingga rela meninggalkan tanah air tercintanya, bagaimana kronologisnya

4) Kapan lagi beliau sampai di India untuk kedua kalinya, dan kapan pula tiba di Batavia

5) Kapan beliau menuliskan Safinah Najah dan apa yang melatarbelakanginya

Setidaknya, dengan menjawab lima pertanyaan historis ini, kita akan sedikit banyak menguak puzzle tersebut, dan semakin mampu menelusuri jejak-jejak hikmahnya di balik tirai kehidupan beliau yang sangat menarik. Sebab, pada abad tiga belas Hijriah hingga sekarang, sangat jarang ditemukan seorang álim ulama “multi-talenta”: ahli militer, pakar politik hingga menjadi penasihat Sultan, namun secara misterius meninggalkan seluruh jabatan duniawi tersebut, lalu berhijrah ke bumi asing nan jauh dari tanah airnya.

Sebagai penutup, mari kita sama-sama membaca al-fatihah yang dihadiahkan untuk Syekh Al-‘Allamah Al-Qadli Al-Khabir As-Siyasi Salim bin Abdlillah bin Sumair, semoga amal kebajikan beliau Allah lipatgandakan balasannya, ruhnya senantiasa diliputi rahmat rabbaniyyah, dan kita bisa melanjutkan api perjuangan dakwah beliau di bumi pertiwi. Amiin, ya Rabbal ‘alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun