Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelisik Eksistensi Budaya Lokal di Era Disrupsi Digital

8 April 2022   08:06 Diperbarui: 9 April 2022   08:13 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disrupsi Digital Sebagai Peluang 

Salah satu unsur untuk mengembangakan kebudayaan adalah tekhnologi. Pada masyarakat tradisional tekhnologi yang digunakan tentunya sangat sederhana. Sistem tersebut berbeda jauh dengan sistem tekhnologi yang kita gunakan saat ini. Kehadiran tekhnologi dalam era disrupsi ini merupakan berkah bagi manusia sejauh kehadirannya itu dimanfaatkan untuk membangun kehidupan. Seperti yang kita pelajari dalam sejarah, bahwa manusia mengolah alam menjadi bernilai bagi hidupnya, dengan mengembangkan teknologi. Tekhnologi pada satu sisi juga merupakan salah satu unsur yang hakiki dari kebudayaan itu sendiri.

Secara historis, teknologi mengalami kemajuan. Dalam perkembangannya teknologi dapat mengubah wajah dunia. Teknologi melahirkan suatu revolusi yang menunjukkan terjadinya perubahan pada manusia dalam melakukan proses produksinya. Berkaitan dengan hal ini maka tekhnologi dapat dikaji dari dua aspek: pertama; apa yang disebut dengan media (media cetak dan eletronik-online) dan kedua; apa yang disebut dengan tekhnologi itu sendiri dengan sistem operasinya masing-masing. Dengan hadirnya tekhnologi yang canggih dalam era digital ini kebudayan-kebudayaan dapat dikenal diseluruh dunia dan dapat bersaing dalam kontestasi global. Salah satu contoh budaya mbaru niang (rumah adat) masyarakat Wae Rebo yang baru-baru ini menyabet juara satu nominasi kampung asli dalam kontestasi desa paling menarik di Indonesia. Dengan demikian kehadiran tekhnologi dapat menjadi sarana untuk mempromosikan kearifan-kearifan lokal.

Kehadiran tekhnologi diharapkan membuat kehidupan manusia makin beradab dan semakin bermartabat ketika kegiatan manusia sehari-hari didukung oleh peralatan-peralatan yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman. Dalam pengertian ini maka kegiatan apa pun yang dilakukan oleh manusia apabila didukung oleh peralatan yang relevan dan aktual maka hasil yang diperoleh juga akan memenuhi hasrat hati dan harapan.

Disrupsi Digital Sebagai Tantangan 

Di samping sebagai peluang Disrupsi Digital juga merupakan tantangan yang paling eksistensial bagi kebudayaan. Selama beberapa abad terakhir semua kebudayaan berubah nyaris tak bisa dikenali akibat banjir pengaruh global. Hampir tidak ada lagi kebudayaan-kebudayan yang betul-betul otentik yang terdiri atas tradisi-tradisi lokal kuno dan bebas dari pengaruh luar. Di era disrupsi ini sulit kita temukan budaya-budaya yang benar-benar otentik dalam artian sesuatu yang berkembang secara mandiri.

Salah satu contoh terkait hal ini adalah gradasi budaya gotong royong di berbagai tempat dalam kontkes kultur Indonesia. Munculnya mesin-mesin pertanian yang canggih menggantikan tenaga manusia dalam mengolah lahan yang dapat dikerjakan secara gotong-royong. Pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh sekelompok orang kini bisa dikendalikan oleh satu orang saja dengan bantuan mesin. Selain itu perkembangan alat-alat komunikasi yang canggih hampir tak terbendungkan lagi dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan komersialisasi. Misalnya komersialisasi tubuh. Bagian tubuh sensitif yang dulunya dinilai sakral di zaman tekhnolog ini tubuh dikomersialisasikan untuk mempromosikan produk-produk kecantikan dan mode-mode

Dampak yang paling serius juga dari disrupsi digital adalah perubahan pola pikir yang sangat eksistensial. Pola pikir modern meggantikan pola pikir klasik merambah hingga ke bidang kehidupan yang paling kecil. Misalnya mentalitas instan dan hedonis. 

Mempertahankan Eksistensi Budaya Di Tengah Disrupsi Digital 

Pembahasan di atas sudah cukup memadai untuk menjelaskan budaya lokal dan disrupsi digital. Kini saya akan membuat sebuah risalah atau semacam rekomendasi terkait bagaimana mempertahankan kearifan-keaifan lokal di era disrupsi digtial ini. Sebagai tuan atqs budaya manusia dituntut untuk mempertahankan budayanya-kearifan lokal yang merupakan ciri khas suatu komunitas masyarakat tertentu.

Kemajuan tak mungkin bisa dielakkan lagi. Kamajuan tekhnologi yang sudah merambah segala bidang kehidupan manusia saat ini membantu banyak hal tetapi juga sekaligus mengubah tatanan sosial-budaya yang sudah sekian lama dibangun. Maka dalam laju perkembangan yang sulit dikendalikan itu budaya mesti dilindungi-dilestarikan dan dijaga agar jangan sampai terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh luar terutama pengaruh budaya barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun